Doa ibu di balik torehan emas penembak Riau

Estimated read time 4 min read

Banda Aceh (ANTARA) – Seorang perempuan berhijab hitam duduk anggun di kursi penonton belakang Lapangan Tembak Rindam, Mata Ie, Aceh Besar. Tangannya terangkat saat bibirnya mengucapkan doa dalam hati.

Patricia atau nama perempuan. Ia merupakan ibu dari Athallah Ahza, atlet tembak asal Provinsi Riau yang pernah mengikuti nomor lari 10m putra XXI. Pekan Olahraga Nasional (PON) Aceh-Sumut 2024.

Patricia atau selalu melakukan ritual ini di setiap sesinya dan menjadikan putranya sebagai sasaran saat bertanding. Patrisiatau terus berdoa kepada Tuhan agar putra sulungnya itu bisa meraih medali emas di ajang empat tahunan bergengsi Tanah Air.

Iringan doa ini sekaligus memberi semangat bagi Ethullah untuk mengincar sasaran demi sasaran yang berhasil diselesaikan pemuda berkulit putih itu pada final nomor senapan angin 10m putra malam itu.

Athallah pasti berhasil mencatatkan rekor dan menjadi peserta tak terkalahkan dalam pertandingan penuh tensi dan ditunggu-tunggu oleh para suporter dan tentunya Patrisiatau.

Di saat-saat terakhir, Patrician menangis saat anak pertamanya berhasil meraih medali emas di nomor senapan angin 10m putra.

Ia kembali membasuh wajahnya dan memanjatkan rangkaian doa syukur atas keberhasilan anaknya

Istri Donna Aprizal pun langsung memeluk anaknya dan memberi semangat. Para ibu dan anak-anak sambil berlinang air mata merayakan buah manis kerja tahun lalu yang membuahkan hasil di teras Mekkah.

Ruang tembak indoor Rindam Aceh Besar menjadi saksi kehebatan penembak berusia 16 tahun ini.

Ibu tiga anak ini mengatakan, ia dan suaminya sudah mempersiapkan berbagai upaya, khususnya untuk Athallah yang mengikuti perhelatan pertama Pekan Olahraga Nasional XXI Aceh-Sumatera Utara (PON) 2024.

Berbagai persiapan jelang PON Aceh-Sumut telah dipersiapkan selama setahun lebih. Berbagai teknik termasuk menggunakan jasa konselor untuk membantu Athallah mengelola emosi dan melawan dirinya sendiri.

Bantuan konseling yang diberikan tidak lain adalah memastikan anaknya mampu mengelola emosinya dan tetap tenang dalam mengejar tujuan apapun.

Ia meyakini, mencari ridho Tuhan adalah upaya terakhirnya dari segala upaya yang dilakukannya lebih dari setahun lalu untuk meraih medali emas di Aceh.

“Saya yakin pada saat final hanya Tuhan yang memberikan ketenangan, pertolongan dan bimbingan, Tuhan akan ridho, dengan izin Tuhan dia akan menjadi juara,” kata Patrisiatau dengan air mata yang tidak bisa dia kendalikan.

Patrisiatau dan suami tercintanya datang langsung ke Aceh untuk memberikan kebahagiaan seutuhnya kepada belahan jiwanya.

Ia mencatat, mereka tidak pernah berhenti mengingatkan anak-anaknya untuk rajin, selalu tenang dan tidak pernah berhenti berdoa dimanapun berada.

Athallah Ahza yang masih bersekolah di SMAN 8 Pekanbaru ini bukan terlahir dari keluarga militer. Kegemaran ayahnya terhadap menembak adalah hobinya dan ia merupakan anggota Perbakin di provinsi yang diwakilinya.

Dia mulai syuting di kelas 5 sekolah dasar. Dukungan penuh dari kedua orang tua menjadi semangat yang sangat berharga untuk meraih impian.

Kini terbuka peluang bagi generasi muda pertama yang mengikuti PON, khususnya PON XXI Aceh-Sumut 2024 dengan mengukir sejarah dengan meraih medali emas di ajang tersebut.

Ethallah Ahza pun tak kuasa menahan air mata kebahagiaan, termasuk saat sang ibu memeluknya dan membisikkan kata-kata yang dibisikkannya ke pelukan orang yang melahirkannya.

“Saya tidak menyangka bisa mewujudkan impian tersebut. Padahal, keikutsertaan saya di sini penuh dengan semangat dan semangat untuk meraih yang terbaik dan Alhamdulillah saya berhasil meraih medali emas.”

Medali perak berhasil direbut Athallah dengan raihan 247,9 poin berbanding 247,7 poin dari atlet Anang Febrian asal Kalimantan Tengah.

Medali perunggu diraih Ali Nurrahman asal Jawa Barat yang hanya mencetak 225,5 poin di penghujung pertandingan.

Emas yang diraihnya pada nomor lari senapan angin 10m putra merupakan medali emas pertama yang ia persembahkan dari cabang olahraga menembak untuk keluarga tercinta dan masyarakat Provinsi Riau.

Cabang olahraga menembak memperebutkan 40 medali emas dan diikuti 316 atlet dari 33 provinsi tanah air. Pertandingan tersebut akan digelar pada 10 hingga 19 September 2024 di Lapangan Tembak Rindam, Mata Ie, Aceh Besar.

Dukungan tiada henti dari orang tua tercinta menjadi modal berharga dalam mewujudkan impian saya.

Putra tiga bersaudara ini mengaku akan terus memperbaiki apa yang telah diraihnya untuk memperbaiki kekurangan di setiap penampilannya dan menjadi pribadi yang lebih baik di masa depan.

Kesabaran, ketenangan dalam menghadapi emosi, salah satunya berkat dukungan doa sang ibu, menjadi kunci sukses penembak jitu asal Riau itu meraih kemenangan di Bumi Serambi Makkah.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours