Doa terakhir Ibu yang mengantarkan Melani pada tiga medali emas

Estimated read time 5 min read

Aceh Besar (ANTARA) – Doa orang tua selalu dianggap sebagai kekuatan terbesar seseorang dalam menghadapi berbagai cobaan dan permasalahan, hal itu dibuktikan Melanie Putri, pedayung asal Jawa Barat yang mengikuti Olahraga Nasional Aceh-Sumatera XXI. Minggu (PON Tengah Malam).

Melanie Putri bukanlah nama yang asing di dunia olahraga dayung Tanah Air.

Lahir pada tanggal 21 Juli 2000, Virgo adalah atlet Olimpiade di Tokyo. Saat itu, ia berpasangan dengan Mutiara Rahma Putri di nomor ganda ringan putri.

Pada PON edisi Aceh-Sumut, perempuan yang kerap disapa Mela itu menorehkan prestasi gemilang dengan meraih tiga medali emas di tiga ajang berbeda.

Namun di balik kesuksesannya ada kisah sedih Mel sebelum mengikuti PON XXI. Pada tanggal 4 September 2024, atau bahkan sebelum ia memasuki stadion, Melo mendapat kabar duka dari kampung halamannya.

Ibu tercintanya meninggal dunia akibat penyakit yang dideritanya. Gejolak emosi saat itu langsung menyita hati pedayung andalan asal Jawa Barat itu.

Tanpa pikir panjang, Mella langsung berangkat ke Jawa Barat untuk menemui ibunda tercintanya untuk yang terakhir kalinya. Sayangnya harapan Mel tidak terwujud. Almarhum ibunya beristirahat.

Dengan kesedihan mendalam, peraih tiga medali emas PON edisi XX yang digelar di Papua itu berusaha tegar. Dia mendapat dukungan dari keluarganya, sesama atlet, pelatih, dan orang-orang terkasihnya.

“Saya masih ingat, sebelum bertanding di PON, kata ibu saya, dia selalu termotivasi,” kata Mela mengenang pesan terakhir orangtuanya.

Bagi ibunya – orang terpenting dalam karirnya sebagai atlet. Doa dan dukungan yang tak henti-hentinya menjadi kekuatan tersendiri saat melangkah di lapangan olahraga.

Berikutnya: Profesional di tengah duka Profesional di tengah duka

Sebagai seorang atlet, Melanie tetap harus profesional dalam bekerja. Tak bisa dimungkiri, ia mengaku kaget saat mendengar dan mengetahui orangtuanya meninggal dunia.

Namun atlet yang baru saja menyelesaikan studinya di Universitas Singaperbangsa, Karawang itu berusaha segera pulih dari kesedihan yang menyelimutinya. Sepeninggal ibunya, Mela langsung kembali ke Aceh untuk bersaing dengan rekan-rekannya.

Setibanya di Tanah Renkong, atlet yang mengikuti tiga edisi PON yakni PON Jawa Barat, PON Papua, dan PON Aceh-Sumut ini bertekad memberikan yang terbaik untuk kampung halamannya. Melanie Putri (kiri) bersama Febryanti Kahyaningtias (kanan), pedayung asal Jawa Barat memamerkan tiga medali emas yang diraihnya pada PON XXI Aceh-Sumut di Bendungan Keuliling, Aceh Besar, Jumat (13/09/2024). ANTARA/Muhammad Zulfikar.

Peraih dua medali perak Olimpiade Maritim Hanoi 2021 ini tak ingin menyia-nyiakan doa dan dukungan orangtuanya yang selama ini selalu mendukung kariernya.

“Saya harus melakukan apa pun yang saya bisa untuk membuat orang tua saya bangga,” kata Mela.

Selain orang tua, saudara, dan atlet, Mela juga mendapat perawatan dari psikolog. Bantuan spiritual ini dirancang untuk memulihkan spiritualitas dan kepercayaan diri pasca bencana.

Berikutnya: Kemenangan di PON XXI Kemenangan di PON XXI

Bungsu dari 10 bersaudara ini merupakan salah satu atlet tersukses di beberapa edisi PON. Di Jawa Barat, ia masing-masing meraih satu medali emas dan satu perunggu.

Kemudian di PON Papua, Melanie meraih tiga medali emas di tiga nomor kompetisi berbeda. Selain itu, pada PON 2024, atlet Bumi Pasundan kembali membuktikan diri sebagai yang terbaik dengan meraih tiga medali emas.

Medali emas pertamanya diraihnya pada Kamis (9/12) di nomor all-around (W4X). Melo dalam pertandingan ini dibantu oleh tiga rekannya, Angi Vidyarthi, Febryanti Kahjaningtias, dan Devi Poorvanti.

Ia juga meraih emas kedua di nomor ganda ringan (LW2X). Pada pertandingan tersebut, Tiara yang berpasangan dengan Febrianti Cahyaningtias berhasil menjadi yang tercepat.

Keduanya finis dalam catatan waktu 7 menit 38,399 detik. Melanie Putri dan Febryanti Kahjaningtias start dari jalur ketiga dengan mengalahkan pasangan DKI Jakarta yang beranggotakan Lola Hanarina Blegur dan Ailsha Nazwa Fadila.

Kemudian ia meraih medali emas ketiganya di nomor ganda (W2X). Melo yang kembali berpasangan dengan Febrianti menjadi yang tercepat dengan catatan waktu 7 menit 32,40 detik.

Usai menyelesaikan seluruh cabang olahraga dayung akademik, Mello mengaku akan segera turun untuk memberikan dukungan kepada rekan satu timnya yang masih berlaga di sejumlah ajang.

Terkait rencana jangka panjangnya, pedayung asal Jawa Barat itu mengaku belum memikirkannya. Meski demikian, ia tetap ingin tampil pada PON edisi berikutnya.

Sementara itu, Wakil Direktur Jenderal (PB) Persatuan Olahraga Dayung Seluruh Indonesia (PODSI) Brata Trian Harjasubrot memuji pemikiran dan prestasi Melanie.

Menurutnya, Mello sudah membuktikan dirinya sebagai atlet profesional. Memang tidak mudah bagi seorang atlet untuk menerima kabar duka sesaat sebelum bertanding.

“Ini menunjukkan pemikiran yang matang, keadaan psikologis yang kuat,” ujarnya. Pedayung Jawa Barat Melanie Putri (kiri) dan Febryanti Kahyaningtias (kanan) merayakan kemenangannya pada pertandingan PON XXI Aceh-Sumut di Bendungan Keuliling, Aceh Besar, Jumat (13/9/2024). ANTARA/Muhammad Zulfikar.

Secara tidak langsung, Mela juga mengajarkan para atlet muda untuk menjadi profesional dan mampu membedakan dua hal sekaligus.

“Semoga atlet-atlet lain bisa mengambil hikmah dari hal ini,” harapnya.

Dalam kesempatan itu, Brata juga memuji prestasi Mel. Tiga medali emas merupakan hasil kerja keras pada pertemuan republik (pelatna).

Menurut Brata, hanya karena seorang atlet pernah berlaga di tingkat internasional bukan berarti ia harus melupakan asal usulnya, apalagi di pertandingan seperti PON.

“Toh mereka dari provinsi, jadi harus ingat di mana mereka lahir, ditemukan, dan pertama kali belajar mendayung,” ujarnya.

Terkait keikutsertaan atlet olimpiade di PON XXI, Brata mengatakan sama sekali tidak ada batasan dalam hal tersebut, asalkan atlet memenuhi seluruh persyaratan.

Terakhir, ada beberapa cabang olahraga dayung yang dipertandingkan pada PON XXI di Olimpiade. Dan PB PODSI berharap pesta olahraga empat tahunan ini menjadi pembuka bagi para atlet nasional untuk tampil di Olimpiade.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours