Dokter: Anak Sehat Lebih Baik tak Konsumsi Makanan Olahan

Estimated read time 2 min read

dlbrw.com, JAKARTA — Ketua Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Dr. Piprim Basarah Ianuarso SpA(K) mengatakan, sebaiknya anak sehat tidak mengonsumsi makanan ultra-olahan. Tujuannya adalah untuk mencegah terjadinya masalah kesehatan di kemudian hari.

“Secara umum sebaiknya anak sehat tidak makan terlalu cepat atau junk food, karena keduanya tidak baik untuk anak sehat,” Piprim, Rabu (17/07/2024).

Piprim mengatakan, makanan olahan rendah serat namun tinggi kalori dan gula. Hal ini dapat meningkatkan indeks glikemik tubuh, yang mengubah makanan langsung menjadi gula.

Terlalu banyak gula dalam tubuh menimbulkan kecanduan dan membuat anak kecanduan makanan olahan. Selain itu, rasa makanan ultra-olahan sangat enak sehingga anak-anak memiliki terlalu banyak rasa dan tidak mengenali rasa makanan sebenarnya.

Kecanduan makanan olahan, kata Piprim, dapat menyebabkan anak menderita berbagai penyakit metabolik seperti obesitas, dislipidemia (kolesterol tinggi), dan hipertensi.

“Kalau anak kita makan (suplemen makanan) di pasaran bebas, maka akan semakin banyak ketergantungan dan adiksi, sehingga akibatnya akan semakin banyak kalori, obesitas dan sebagainya,” tuturnya.

Dibandingkan mengonsumsi makanan olahan, Piprim menyarankan untuk memberikan anak makanan nyata seperti buah utuh, bukan jus buah. Selain itu, penting untuk memberikan anak energi yang cukup dari makanan alami seperti daging merah atau ayam.

Ia juga berpesan agar orang tua tidak memberikan makanan yang sudah jadi agar anak tidak terbiasa memakannya dan lebih sering memberikan makanan buatan sendiri. “Kurangi dengan tidak membuat makanan lain seperti UPF di rumah atau di lemari es, sekali lagi menyiapkan makanan alami di lemari es atau di lemari seperti buah, sayur, telur, ikan. , beda kok, makanannya Insya Allah enak,” kata dokter yang bekerja di RS Cipto Mangunkusumo ini.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours