Dokter Beberkan Gejala Awal dan Faktor Pemicu Autoimun pada Anak

Estimated read time 2 min read

REPUBLICACO.ID, JAKARTA – Penyakit autoimun pada anak seringkali sulit didiagnosis sejak dini karena gejala awalnya mirip dengan penyakit normal. Dokter Spesialis Anak, Ahli Alergi, dr Endah Citraresmi mengatakan, gejala awal penyakit autoimun seperti mudah lelah, demam, dan nyeri badan seringkali dianggap sebagai penyakit biasa.

Karena sulit dikenali pada waktunya, penyakit autoimun baru terdiagnosis ketika pasien mengalami perkembangan dan gejala muncul. “Banyak penyakit autoimun yang sulit didiagnosis sejak dini karena gejalanya mirip dengan penyakit normal. Oleh karena itu, memahami gejala dan faktor risikonya sangat penting untuk deteksi dini,” kata dr Endah dalam wawancara media secara virtual, Selasa (3/9). /2020).

Dr Endah menjelaskan, salah satu faktor utama yang mempengaruhi risiko penyakit autoimun adalah genetik. Namun, meski gen memegang peranan penting, kondisi ini tidak selalu diturunkan langsung dari orang tua.

Oleh karena itu, faktor genetik tidaklah sederhana. Misalnya, seorang ibu dengan autoimun A bisa melahirkan anak dengan autoimun B. Atau kondisi autoimun pada anak bisa diturunkan dari kakek, nenek, atau kerabat lainnya, kata dr. kata Endah.

Selain genetik, faktor lingkungan juga berperan penting dalam menyebabkan penyakit autoimun. Masalah lingkungan hidup meliputi polusi, radiasi berbahaya, bahan pengawet makanan, dan penyakit.

“Interaksi genetik dan lingkungan juga bisa terjadi, dan ini menambah kompleksitas. Saat ini banyak bermunculan teori bahwa penggunaan deterjen, pengawet makanan, dan paparan antibiotik dapat memicu autoimun,” ujarnya.

Sebagai Dr. Menurut Endah, ada juga penyakit autoimun yang terjadi pada spesies tertentu. Misalnya penyakit lupus yang lebih sering menyerang wanita dibandingkan pria, dengan perbandingan 9 berbanding 1. Ia menjelaskan, wanita memiliki risiko lebih tinggi terkena lupus karena memiliki hormon estrogen yang lebih tinggi dibandingkan pria. Hormon ini diduga menyebabkan penyakit lupus.

Dr Endah juga menyoroti bahwa kemiskinan dan gizi buruk dapat meningkatkan penyakit autoimun. “Tentu saja mekanisme pasti di balik hal ini belum jelas, namun banyak penelitian menunjukkan bahwa kadar vitamin D dan zat gizi mikro rendah pada penyakit autoimun,” ujarnya. Dengan banyaknya risiko tersebut, dr Endah menekankan pentingnya deteksi dan diagnosis dini, terutama bagi anak yang memiliki riwayat penyakit autoimun dalam keluarga.

 

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours