Dokter hewan berikan kiat dalam memilih hewan kurban yang sehat

Estimated read time 3 min read

Jakarta (ANTARA) – Dokter hewan lulusan Universitas Airlangga Lucky Diba G. banyak memberikan tips memilih hewan kurban yang sehat, baik sapi maupun kambing, mulai dari pemeriksaan pra pemotongan hingga pasca pemotongan hewan kurban.

Pengecekan operasi ante mortem sebelum dipotong, tujuannya untuk memastikan hewan dalam keadaan istirahat yang cukup untuk menghindari terbunuhnya hewan yang sakit (penyakit menular dan zoonosis) dan sebagai informasi untuk pemeriksaan visum, kata Lucky saat dihubungi ANTARA di Jakarta. di Jumat siang. .

Dalam melakukan pemeriksaan ante mortem, calon pembeli harus melakukan beberapa hal terhadap hewan kurban yang ingin dibelinya. Pertama, menganalisis hewan yang berdiri dan bergerak untuk memudahkan dalam menganalisis pergerakan dan perilaku hewan tersebut.

Kedua, memperhatikan jenis kelamin, umur, kondisi buruk, gejala penyakit atau patognomonik, sikap, perilaku dan kebersihan hewan. Hal ini dilakukan untuk mengurangi risiko penyakit yang mungkin diderita hewan korban.

Ketiga, lihatlah binatang di sebelah kanan, kiri, depan dan belakang. Periksa gigi, kuku, bulu, bukaan tubuh dan mata hewan tersebut dan cobalah memberi makan hewan tersebut untuk melihat apakah ia suka makan dan apakah ia menelan.

Setelah dilakukan pengecekan kondisi hewan kurban, ada beberapa ciri yang menunjukkan bahwa hewan tersebut sehat dan layak untuk dijadikan hewan kurban.

Ciri-cirinya adalah kepala tegak dan tidak tertidur, tidak menunduk, mata cerah berkilau, hidung basah, menunjukkan (hewan) banyak air, dan tidak meludah atau menelan. banyak,” kata dokter yang saat ini berpraktik di Klinik SmileVet Jakarta.

Selain itu, ciri-ciri hewan kurban yang sehat adalah fesesnya sehat dan bebas darah, urine berwarna kuning jerami, tidak ada kendala saat bergerak, dan bernapas normal serta tidak menimbulkan suara bising.

Jangan lupa pastikan hewan kurban dalam keadaan sehat jika dapat berinteraksi dan beraktivitas dengan baik di lingkungannya.

Pastikan juga hewan tersebut memiliki dada yang merah dan mukosa yang sehat (tidak ada sakit maag), tidak suka berteriak terlalu banyak, sesak, punggung lurus, tidak ada tanda-tanda nyeri, abses, luka, bekas luka, patah tulang dan tidak ada tanda-tanda panas atau sakit. stres dingin.

“Setelah itu, ketika dilakukan visum pada hewan tersebut atau setelah hewan tersebut dibunuh, tujuannya adalah untuk mengidentifikasi dan menghilangkan hal-hal yang tidak sesuai pada tubuh, daging, dan perut hewan tersebut,” kata Lackey. .

Pemeriksaan visum juga dilakukan untuk mengetahui apakah hewan kurban tersebut aman dan layak dikonsumsi. Selain itu, pemeriksaan ini dilakukan untuk memastikan penyembelihan daging sesuai dengan syariat Islam (Halal) dan higienis, serta untuk memeriksa kualitas karkas, daging, dan hasil hewan kurban. .

“Pemeriksaan visual, pengolahan, dan pembedahan menjadi dasar pemeriksaan postmortem itu sendiri,” pungkas Lucky.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours