Dokter imbau masyarakat tak abaikan anak yang alami kekerasan

Estimated read time 2 min read

Jakarta (Miraj) – Psikolog dari RSUD Tarakan, Jakarta, Dr. Zulfia Oktanida Syarif, Sp.KJ, mengimbau masyarakat untuk tidak mengabaikan atau mengabaikan dan membiarkan anak rentan terhadap kekerasan.

Sebab, menurut Zulfia, anak yang terpapar kekerasan berisiko lebih besar mengalami gangguan psikologis di kemudian hari. Faktanya, hal ini juga dapat memengaruhi kemampuannya dalam membangun hubungan yang sehat dan menjalani kehidupan yang produktif.

“Kalau dibiarkan dalam jangka panjang, tentu akan berdampak pada kesehatan anak secara fisik dan mental. Dan pada hubungannya. Anak-anak mungkin akan memiliki ‘trust issue’ ketika mereka tumbuh dewasa,” kata Zulvia dalam diskusi online. Hal tersebut diselenggarakan oleh RSUD Tarakan Jakarta dalam rangka Hari Anak Nasional pada hari Selasa.

Zulfia menjelaskan, orang tua juga perlu mengetahui bahwa kekerasan itu ada banyak jenisnya, yaitu kekerasan fisik, kekerasan seksual, kekerasan emosional, dan penelantaran.

Oleh karena itu, orang tua harus mewaspadai jika anaknya mengalami gejala kesehatan mental akibat kekerasan, kata Zulfia.

Gejala gangguan kesehatan mental yang mungkin dialami anak korban kekerasan antara lain kecemasan, depresi, gangguan stres pasca trauma (PTSD), dan masalah perilaku.

Jika memang demikian, cari tahu penyebabnya dan konsultasikan ke dokter spesialis secepatnya, kata Zulfia.

Selain itu, Zulvia mengatakan, jika anak terkena kekerasan, hal pertama yang bisa dilakukan orang tua.

Hal pertama yang dapat dilakukan orang tua adalah menjaga keselamatan anak dan memberikan dukungan emosional. Zulfia menegaskan, orang tua perlu menunjukkan rasa iba dan tidak menggunakan kata-kata yang menyalahkan anaknya.

Kemudian cobalah untuk menghindari menanyakan anak Anda dengan pertanyaan berbeda yang mengharuskannya menceritakan pengalamannya beberapa kali.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours