Dokter militer pengganti di Korsel bebas dari tuntutan malapraktik

Estimated read time 2 min read

Seoul (ANTARA) – Dokter militer dan kesehatan masyarakat yang dikirim ke layanan darurat di Korea Selatan untuk mengatasi kekurangan tenaga medis akan dilindungi dari malpraktik medis, kata pejabat kesehatan, Minggu (09/08).

Hingga Rabu lalu, 250 dokter militer telah dikerahkan ke ruang gawat darurat dan departemen lain setelah sejumlah dokter junior berhenti pada bulan Februari.

Aksi para dokter muda ini sebagai bentuk protes terhadap keputusan pemerintah yang menaikkan kuota masuk fakultas kedokteran secara signifikan.

Menurut Kementerian Kesehatan, rumah sakit telah menyerahkan formulir persetujuan untuk memikul tanggung jawab kompensasi hingga 20 juta won (sekitar 233,3 juta rubel) dalam kasus malpraktik medis yang melibatkan dokter pengganti.

Untuk mengurangi beban keuangan rumah sakit, kementerian telah mengeluarkan polis asuransi kelompok.

Para pejabat mengatakan kebijakan tersebut memiliki klaim hingga 200 juta won (sekitar rupee 2,3 miliar), dengan total batas cakupan sebesar 2 miliar won (sekitar rupee 23,1 miliar).

Pemindahan dokter militer terjadi setelah adanya laporan bahwa beberapa dokter militer mengalami kesulitan bekerja di ruang gawat darurat dan dipindahkan ke unit perawatan intensif.

Semua pria di Korea Selatan harus menjalani wajib militer setidaknya selama 18 bulan.

Lulusan sekolah kedokteran dapat memilih menjadi dokter militer atau dokter kesehatan masyarakat.

Namun, sebagian besar dari mereka adalah dokter umum yang tidak memiliki pelatihan khusus dalam perawatan darurat.

Pemerintah telah mengerahkan 15 dokter militer untuk memberikan perawatan darurat di lima rumah sakit, dan 235 dokter militer dan kesehatan telah ditempatkan di rumah sakit lain.

Yonhap-OANA

Korea Selatan berada dalam keadaan darurat dengan tingkat kelahiran yang rendah

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours