Dokter paparkan tata laksana penanganan pasien osteoporosis

Estimated read time 2 min read

Jakarta (ANTARA) – Dokter spesialis ortopedi Rumah Sakit Umum Pusat Nasional dr. Cipto Mangunkusumo (RSCM) Kencana menjelaskan cara penanganan pasien osteoporosis atau pengeroposan tulang berdasarkan tingkat keparahannya.

“Jika tulang menjadi rapuh atau patah tulang terjadi karena pengeroposan tulang, pengobatan harus diberikan tergantung pada tingkat keparahannya,” kata Dr. Ifran Saleh Sp.OT(K) (RSCM Kencana) saat menghadiri pertemuan kesehatan tulang yang diikutinya secara online di Jakarta, Selasa.

“Kalau tidak parah, diberi obat penguat tulang sebulan sekali atau seminggu sekali selama tiga sampai empat tahun,” ujarnya.

Setelah tiga atau empat tahun rutin menjalani pengobatan penguat tulang, lanjutnya, pasien harus istirahat dari pengobatan selama dua tahun.

Selama istirahat dari pengobatan, proses penyembuhan tulang pasien dipantau untuk memastikan tulang tidak terbentuk terlalu rapat dan memastikan tulang sembuh dengan baik.

Pasien yang sudah berhenti minum obat selama setahun harus meminumnya selama tiga sampai empat tahun lagi.

Selain pengobatan penguat tulang, pasien juga diberikan suplemen vitamin D3 sebanyak 2-5.000 unit internasional (IU) berdasarkan status kepadatan tulang dan kadar vitamin D darah.

“Kalau kadar vitamin D dalam darah baik, sekitar 60, maka konsumsilah 400 IU saja. Kalau di bawah 30, konsumsi 5.000 IU dan berikan kalsium 300-500 miligram sehari. 1 gram, karena bisa menyebabkan tinja keras dan gangguan pembuluh darah, kata dokter Ifran.

Ia mengatakan, pasien juga disarankan minum susu untuk memenuhi asupan kalsium harian sebanyak 250 miligram.

Dr Ifran menjelaskan, pasien dengan pengeroposan tulang parah mendapat pengobatan berupa infus setiap bulan atau dua bulan sekali, namun tidak lebih dari tiga bulan sekali.

Pasien osteoporosis yang mengalami patah tulang, lanjutnya, mendapat obat minum dan infus, serta kalsium.

Ia mengatakan, pasien dengan patah tulang yang lebih parah harus menjalani operasi untuk menyuntikkan semen ke dalam tulang dan diberikan obat penguat tulang agar tulang tidak patah lagi.

Pasien yang mengalami patah tulang panggul, lanjutnya, mungkin memerlukan pembedahan untuk memasang peniti atau mengganti kepala sendi jika patahnya berada di leher panggul.

Jika patahnya terjadi di panggul bagian bawah, kata dia, dipasang paku agar tulang bisa menempel kembali dan struktur tulang kembali normal.

“Jika pergelangan tangan kita patah, kita harus memasang gips, memperbaiki posisinya selama empat hingga lima minggu, karena kita berusaha mengembalikan tulang ke bentuk normalnya, lalu memberikan obat,” kata dokter Ifran.

“Setelah (kaki) diikat, gipsnya dilepas dan tangan bisa digerakkan seperti biasa,” imbuhnya.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours