Dokter sebut senyawa bromat lebih berbahaya dari BPA

Estimated read time 2 min read

Jakarta (ANTARA) – Ahli gizi dari Universitas Kristen Indonesia (UKI) mengatakan senyawa bromat pada air minum dalam kemasan (AMDK) lebih berbahaya dibandingkan Bisphenol a (BPA).

Tentu saja berbahaya bagi kesehatan jika melebihi batas yang diperbolehkan, kata dr. Dr. Louisa Ariantje Langi, MA., MSi. di Jakarta, Jumat.

Louisa mengatakan senyawa bromat lebih berbahaya karena terdapat langsung pada air kemasan yang dikonsumsi setiap orang, sedangkan BPA merupakan senyawa yang terdapat pada kemasan makanan.

Jika kandungan bromat melebihi batas yang diperbolehkan maka akan berdampak pada kesehatan orang tersebut. Secara umum gangguan kesehatan akibat penggunaan bromat adalah gangguan pencernaan seperti mual, muntah, sakit perut dan diare.

Sedangkan kelainan yang lebih parah dapat menyebabkan gangguan ginjal, gangguan sistem saraf, tuli bahkan kanker.

Ia menjelaskan, dunia medis memiliki keinginan yang kuat agar seluruh produsen menerapkan peraturan keamanan pangan. Dalam hal ini dilakukan dengan membaca jumlah kandungan bromat pada setiap produk Anda.

Oleh karena itu, ia meminta Kementerian Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) memberikan petunjuk mengenai kandungan bromat pada label AMDK, dengan tujuan untuk memudahkan masyarakat mendapatkan informasi yang jelas bahwa AMDK mengandung senyawa berbahaya bagi tubuh yang dimaksud.

“Agar kita tidak menyesatkan masyarakat apakah suatu produk aman atau tidak dan jika melebihi batas tidak boleh menyebar,” ujarnya.

Peneliti Pusat Penelitian Sumber Daya Geologi Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Dr. Rizka Maria menambahkan, dalam sebuah penelitian ditemukan bahwa bromat dapat menyebabkan gangguan pada sistem saraf pusat.

Misalnya saja hilangnya refleks dan rasa lelah yang berlebihan, kelainan darah seperti pendarahan, mual, muntah, sakit perut, diare, muntah darah, dan pembengkakan paru-paru, kata Rizka.

Rizka mengungkapkan, penumpukan bromat dapat menimbulkan efek karsinogenik yang mulai terasa atau terlihat setelah 10 hingga 20 tahun penggunaan. Namun, situasi ini bergantung pada kadar bromat yang ada dan kesehatan orang tersebut.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours