Dokter tekankan gaya hidup sehat cegah penyakit jantung koroner

Estimated read time 3 min read

Jakarta (ANTARA) – Dokter spesialis jantung dan pembuluh darah lulusan Universitas Indonesia (UI), Dr. Yahya Berkahanto Juwana, Sp. J.P., Subsp. K. I. (K), Ph.D., FIHA menekankan pentingnya pola hidup sehat bagi masyarakat dalam pencegahan penyakit jantung koroner.

Pencegahan adalah obat terbaik. Oleh karena itu, perubahan gaya hidup sehat sangat diperlukan untuk mencegah penyakit jantung koroner, kata Yahya dalam diskusi media di Jakarta, Rabu.

Yahya menjelaskan, mengubah gaya hidup dengan mengonsumsi makanan dan minuman sehat serta rutin berolahraga merupakan upaya sederhana untuk mencegah risiko penyakit, khususnya penyakit jantung koroner.

Secara khusus, pencegahan penyakit jantung koroner dapat dilakukan dengan beberapa cara, antara lain berolahraga 150 menit per minggu, mengontrol pola makan dengan mengonsumsi garam kurang dari 2 gram per hari, menghindari gorengan, MSG, makanan berlemak, makanan cepat saji, berkarbonasi. minuman, atau mengadopsi diet Mediterania.

Kemudian tidur atau istirahat yang cukup agar terhindar dari stres, jaga berat badan tetap stabil, jangan merokok atau minum minuman beralkohol, dan lakukan meditasi.

Selain itu, ia menyarankan agar orang dewasa rutin melakukan pemeriksaan kesehatan (MCU) dan konsultasi jantung dengan dokter spesialis.

“MCU sangat penting sebagai skrining awal untuk mengetahui apakah seseorang mengidap penyakit jantung atau tidak. Gejala penyakit ini seringkali tidak terdeteksi, lalu tiba-tiba ia terkena serangan jantung sehingga sering disebut dengan silent killer,” dia berkata. .

Kemudian Yahya mengatakan, penyakit jantung koroner tidak hanya menyerang lansia tetapi juga menyerang kelompok usia produktif.

Menurutnya, penyakit jantung disebabkan oleh aterosklerosis, yaitu suatu kondisi medis berupa penumpukan plak yang perlahan tumbuh di dinding arteri dan menyebabkan penyempitan pembuluh darah.

Pada kondisi tertentu, plak dapat pecah dan menyebabkan terbentuknya bekuan darah yang menyebabkan penyumbatan total pada pembuluh darah.

Hal ini dapat mengganggu aliran darah normal dan meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular seperti serangan jantung, stroke, atau gangguan peredaran darah lainnya.

Pengobatan pembuluh darah yang tersumbat dapat mencakup beberapa metode, tergantung pada tingkat keparahan penyumbatan dan lokasi penyumbatan.

Ia mengatakan, pemasangan stent atau ring jantung masih menjadi solusi efektif untuk mengatasi penyumbatan pembuluh darah.

Oleh karena itu, Yahya menghimbau masyarakat, khususnya usia produktif, untuk menjalani pola hidup sehat agar terhindar dari penyakit jantung.

“Penyakit jantung koroner tidak selalu membutuhkan cincin. Pada beberapa kasus, pola hidup sehat dan terapi medis saja sudah cukup,” ujarnya.

Menurut data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), lebih dari 17 juta orang di seluruh dunia meninggal karena penyakit kardiovaskular.

Data BPJS Kesehatan Indonesia bulan November 2022 menunjukkan biaya pelayanan kesehatan penyakit kardiovaskular hampir separuh dari total biaya yaitu sebesar Rp 10,9 triliun dengan jumlah kasus 13.972.050.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours