Dosen UMM Soroti Pembangunan IKN Munculkan Peluang Peningkatan Ekonomi

Estimated read time 3 min read

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Pemerintah Indonesia akan menggunakan Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara untuk upacara pertama pada 17 Agustus 2024. Bertepatan dengan perayaan HUT ke-79 Kemerdekaan RI. Polemik pun berkembang di masyarakat. Ada yang melihatnya sebagai peluang, ada pula yang melihatnya sebagai ancaman.

Dosen Ilmu Pemerintahan dan Manajemen Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), Dr Saiman, mengatakan pemindahan ibu kota diperlukan karena pembangunan Jakarta yang berlebihan. Dari segi jumlah penduduk dan pembangunan infrastruktur. Namun ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dan perlu proses bertahap untuk pindah ke IKN.

Baca: Menhan Prabowo Langsung Bertemu Raja Abdullah II Setibanya di Amman

Saiman mengatakan, “Dari segi pengelolaannya tidak bisa serta merta distabilkan, harus melalui proses yang berjalan lama dan bertahap. Tidak hanya pembangunan ibu kota yang dilihat secara fisik, sistem pengelolaannya juga harus diperhatikan.” siaran pers di Jakarta, Selasa (11/6/2024).

“Misalnya ketersediaan sumber daya manusia, prasarana, prasarana, anggaran, dan sistem pendukung lainnya yang dapat membantu proses IKN sebagai manajemen,” kata Saiman.

Dijelaskannya, IKN memang memberikan dampak positif yang besar bagi seluruh masyarakat Indonesia dalam jangka panjang. Salah satunya, kata dia, adalah kebanggaan masyarakat karena memiliki daerah baru yang menjadi pusat pemerintahan. Hal ini menciptakan sejarah di masa depan, karena Indonesia berani mengembangkan dan memindahkan ibu kota negara.

Baca: Menteri Pertahanan Prabowo Subianto Kunjungi IKN

“Dari sisi keilmuan pemerintah, IKN merupakan peluang sekaligus tantangan bagi Indonesia agar bisa diakui dunia internasional. Harapan yang dimiliki IKN baru ini salah satunya adalah pertumbuhan ekonomi,” kata Saiman.

Menurutnya, IKN membuka peluang bagi masyarakat dalam hal perekonomian dan pariwisata. “Jika dimanfaatkan dengan baik akan membantu menumbuhkan perekonomian di sekitar IKN,” ujarnya.

Selain itu, menurut Saiman, masyarakat bisa membuka banyak pabrik jasa dan barang, rumah baru, serta tempat wisata menarik bagi wisatawan lokal maupun mancanegara. Sayangnya, pembangunan tidak lepas dari besarnya biaya yang dikeluarkan.

Pasalnya, pemerintah saat ini masih fokus pada infrastruktur dasar jalan di markas IKN. Jadi, jika ada pihak yang ingin memulai usaha, kata dia, tentu harus mempersiapkan biayanya.

Melihat besarnya biaya pengembangan IKN, maka pemerintah perlu menjalin kerja sama dengan investor untuk mendukung proses pembangunan. Hal ini justru bisa menjadi ancaman bagi Indonesia, baik bermanfaat bagi masyarakat Indonesia maupun sebaliknya, kata Saiman.

Menurut Saiman, yang tidak disoroti pemerintah adalah adanya ancaman lain dari segi topografi, yakni bentuk lahan IKN yang tanahnya tidak terlalu tinggi. Sedangkan wilayahnya dikelilingi rawa dan sungai. Oleh karena itu, pada saat proses pembangunan, banjir harus diantisipasi. “Kalau banjir bukan masalah utama di Jakarta, perpindahan ke IKN baru tetap saja banjir,” ujarnya.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours