DPR sepakati laporan hasil pembahasan RAPBN dan RKP 2025

Estimated read time 2 min read

Jakarta (ANTARA) – DPR menyetujui laporan hasil pembahasan awal rancangan anggaran pendapatan dan belanja negara (RAPBN) tahun anggaran 2025 dan rencana kerja pemerintah (RKP) 2025.

Wakil Ketua Badan Anggaran DPR Cucun Ahmad Syamsurijal mengatakan, yang dibacakan hanyalah pokok-pokok pembahasan awal RAPBN dan Rencana Kerja Pemerintah (RKP) 2025.

Hasil pembahasan selengkapnya dituangkan dalam laporan panitia kerja dan kesimpulan pembahasan Kelompok Anggaran dengan pemerintah dan Bank Indonesia yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari laporan ini, kata Cucun dalam rapat paripurna ke-21. . masa sidang V sidang tahun 2023-2024 di Jakarta, Selasa.

Cucun mengatakan, Banggar DPR telah menetapkan RKP tahun 2025 dengan target pertumbuhan ekonomi 5,3-5,6%.

Sementara itu, target rasio Gini sebesar 0,379 hingga 0,382, tingkat pengangguran terbuka (TPT) sebesar 4,5-5,0%, indeks sumber daya manusia (MIMM) sebesar 0,56, angka kemiskinan sebesar 7,0-8,0%, dan indeks kemiskinan ekstrem. tarif 0%.

“Penurunan intensitas emisi gas rumah kaca sebesar 38,6%, nilai tukar petani 115-120, dan nilai tukar nelayan 105-108,” kata Cucun.

Selain itu, ia mengatakan pemerintah telah menetapkan asumsi dasar makroekonomi dalam RAPBN 2025 yang meliputi pertumbuhan ekonomi 5,1-5,5%, tingkat inflasi 1,5-3,5%, nilai tukar rupiah sekitar Rp15. 15.900.

Dengan demikian, suku bunga SBN 10 tahun 6,9-7,2%, harga minyak mentah Indonesia 75-85, oil draw 580-605 ribu barel per hari, dan draw gas bumi 1003-1047 ribu barel minyak. setara per hari. hari.

“Pemerintah akan melakukan berbagai langkah, upaya, kebijakan dan program, terutama mendorong pertumbuhan ekonomi baik dari sisi konsumsi, produksi, dan program pembangunan,” jelasnya.

Lebih lanjut, Cucun mengatakan pemerintah bersama Bank Indonesia akan mewujudkan percepatan pertumbuhan ekonomi inklusif melalui kebijakan dan program pengendalian inflasi, nilai tukar, dan stabilitas sistem keuangan.

Pemerintah juga berupaya meningkatkan pendapatan negara menjadi 12,30-12,36% terhadap PDB.

“Belanja pemerintah pusat pada tahun 2025 bertujuan untuk lebih meningkatkan kualitasnya agar efektif mendukung pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan, dengan kebijakan yang mencakup belanja difokuskan pada percepatan pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan,” jelasnya.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours