Dubes EU: Penerapan ekonomi sirkular dapat tarik investasi teknologi

Estimated read time 3 min read

Batavia (ANTARA) – Duta Besar Uni Eropa (UE) untuk Indonesia dan Brunei Darussalam, Denis Chaibi, mengatakan banyak perusahaan teknologi raksasa seperti Apple, Microsoft, dan SpaceX yang tertarik masuk ke pasar Indonesia, namun ia yakin akan hal tersebut. ekonomi sirkular akan didorong. .

“Para raksasa teknologi ini tertarik membuka pasar Indonesia, memang benar. “Namun salah satu momen terpenting dalam investasi adalah ekonomi sirkular,” kata Denis Chaibi pada Green Economy Expo 2024 di Jakarta Convention Center, Rabu.

Pada April 2024, terungkap bahwa CEO Apple Tim Cook dan CEO Microsoft Satya Nadella telah mengunjungi Indonesia pada waktu yang berbeda untuk membahas rencana investasi di Indonesia, antara lain.

Elon Musk, pemilik dan CEO Tesla Inc dan SpaceX, juga menghadiri World Water Forum (WWF) 2024 di Bali dan juga memasang satelit Starlink di zona internet.

Mereka ingin memastikan iPhone yang diproduksi di Indonesia didaur ulang. Mereka ingin membuat layanan cloud dengan server mereka menggunakan sumber energi terbarukan. Singkatnya, jika Indonesia ingin menarik lebih banyak investasi, ekonomi sirkular menjadi nilai jual yang penting. ,” dia berkata.

Terkait dengan hal tersebut, tiga dari lima sektor sebelumnya membahas implementasi ekonomi sirkular di Indonesia yang disiapkan oleh Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Pembangunan Nasional (PPN/Bappenas). Keuntungan dari elektronik, makanan dan tekstil.

Selain ekonomi sirkular di sektor elektronik untuk menarik investor dari perusahaan teknologi besar, Dionysius mengatakan program “Makanan Gratis” yang diusung calon presiden Prabowo Subianto merupakan cara efektif untuk menjamin ketahanan pangan.

Namun, ia menekankan perlunya penanganan sampah makanan yang berpotensi meningkat akibat penerapan program tersebut.

“Setiap tahunnya, sampah makanan dapat memberi makan 28 juta orang. “Jika kita bisa mengurangi sampah makanan dengan cara yang wajar, kita bisa memberi makan 10 persen penduduk Indonesia,” kata Dionysius.

Oleh karena itu, mengingat keamanan pangan dan limbah pangan saling berhubungan, konsep ekonomi sirkular harus digunakan untuk lebih memahami produk, penyimpanan, pengumpulan, pengelolaan, infrastruktur rantai dingin, dan manajemen inventaris di sektor pangan.

Terakhir, menyoroti sektor tekstil yang bisa dikembangkan Indonesia dengan mengadopsi tren desain ramah lingkungan seperti penggunaan bahan daur ulang sehingga tetap bisa mengakses pasar Amerika Serikat (AS) dan Eropa.

Jika peraturan tingkat dalam negeri (TKDN) bisa memasukkan unsur daur ulang, lanjutnya, Indonesia bisa menjadi produsen bahan daur ulang terbesar, mengingat populasi konsumen terbesar di Asia Tenggara.

“Jadi, pada akhirnya, ekonomi sirkular sangat penting untuk mewujudkan prioritas ketahanan pangan Presiden terpilih. “Sangat penting untuk terus menarik investasi bernilai tinggi dan berteknologi tinggi, dan penting bagi Indonesia untuk mempertahankan keunggulan kompetitif di sektor tekstil dan alas kaki dengan menyesuaikan peraturan kandungan lokal (TKDN) dengan peraturan tentang bahan daur ulang.” kata duta besar Uni Eropa.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours