Dubes: Kunjungan Paus Fransiskus untuk apresiasi kebebasan beragama

Estimated read time 2 min read

Jakarta (Antra) – Duta Besar Indonesia untuk Tahta Suci (Vatikan) Michael Trias Concahono mengatakan tujuan Paus Fransiskus datang ke Indonesia adalah untuk menghargai kebebasan beragama, khususnya Katolik.

Jadi (Paus Fransiskus) ingin belajar kembali bagaimana negara yang sangat beragam ini bisa harmonis antar agama, kata Michael Trias di Jakarta, Kamis.

Dubes yang biasa disapa Trias ini juga mengatakan, tujuan Paus Fransiskus berkunjung ke Indonesia adalah untuk mengingatkan bahwa semua orang, meski berbeda, adalah saudara.

Dubes yang sebelumnya aktif sebagai jurnalis ini mengatakan, kunjungan Paus Fransiskus ke Indonesia tidak hanya diperuntukkan bagi umat Katolik, namun juga seluruh masyarakat Indonesia.

“Dia (Paus Fransiskus) bukan tokoh politik, tapi tokoh moral,” kata Trias seraya menambahkan bahwa Paus Fransiskus selalu bersuara mendukung perdamaian dan selalu mendoakan daerah yang mengalami konflik.

Dijelaskannya, Paus Fransiskus sangat mengapresiasi Panaxilla yang berpegang teguh pada Tuhan Yang Maha Esa, mengakui kemanusiaan, memperjuangkan keadilan sosial dan musyawarah.

“Dia (Panxilla) sangat dihormati oleh Paus (Francis),” tegas Trias.

Terkait hubungan bilateral Indonesia dan Vatikan, Trias mengatakan hubungan kedua negara semakin membaik, seraya menambahkan bahwa Paus Fransiskus merupakan Paus ketiga yang mengunjungi Indonesia.

Ia mengatakan Vatikan menjalin hubungan diplomatik dengan 184 negara, namun belum semuanya pernah dikunjungi Paus, seraya menambahkan bahwa Argentina, negara kelahiran Paus Fransiskus, belum pernah berkunjung.

Selain itu, kata Trias, Indonesia yang merupakan negara dengan populasi umat Islam terbesar di dunia juga menjadi salah satu negara pengirim misionaris terbesar di dunia.

“Sangat terhormat (salah satu pengirim misionaris terbesar), sangat dihargai oleh Tahta Suci,” ujarnya.

Ia juga mengatakan bahwa Vatikan merupakan negara Eropa pertama yang mengakui kemerdekaan Indonesia, yakni pada tahun 1947, dan hubungan diplomatik kedua negara baru dimulai pada tahun 1950.

Alasan Vatikan mengakui kemerdekaan Indonesia pada tahun 1947, lanjut Batrias, karena kemerdekaan Indonesia merupakan perjuangan kemanusiaan, pembebasan bangsa dari penindasan dan menentang kolonialisme.

Michael Treas Concahouno meluncurkan sebuah buku pada hari Kamis berjudul “Fransiskus, Paus untuk Rakyat”.

Ia berharap buku setebal 340 halaman itu bisa membuat Paus Fransiskus lebih dikenal seluruh masyarakat Indonesia.

Selain itu, Trias juga berharap buku tersebut dapat memaparkan ajaran dan pemikiran Paus Fransiskus, serta hal-hal yang telah dilakukannya.

“Kita perlu bicara tentang masyarakat miskin yang harus dirangkul, dan juga masyarakat marginal yang tidak punya suara,” kata Trias.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours