Dubes: Rwanda ingin belajar praktik baik Indonesia di sektor tambang

Estimated read time 2 min read

Jakarta (ANTARA) – Duta Besar Republik Rwanda Sheikh Abdul Karim Harelimana menyatakan minatnya untuk belajar dari upaya Indonesia dalam mengatasi tantangan di sektor pertambangan.

“Ada tantangannya. Dan Indonesia menurut saya sedang belajar menyelesaikannya dengan cara yang mungkin perlu dipelajari oleh Rwanda,” ujarnya dalam wawancara eksklusif dengan ANTARA di Jakarta, Kamis.

Dikatakannya, kekayaan alam yang dimiliki Indonesia memungkinkan Indonesia memiliki banyak produk pertambangan seperti emas, nikel, tembaga, batu bara dan lain sebagainya.

Kekayaan mineral tersebut, kata dia, juga terdapat di Rwanda dan negara Afrika lainnya.

Bedanya, Indonesia memutuskan untuk mengelola sendiri hasil tambangnya di dalam negeri dan menjual hasil tambangnya dalam bentuk bahan baku setengah jadi atau jadi, ujarnya.

“Indonesia mengambil keputusan yang tepat untuk mengkonversi mineralnya di dalam negeri,” ujarnya.

Menurutnya, keputusan tersebut merupakan keputusan yang tepat karena Indonesia bisa mengalami kerugian besar jika menjual hasil tambang mentahnya.

“Saat mereka mencoba memurnikannya di mesin, mereka tidak hanya menemukan nikel di sana.” Ada mineral lain yang bisa disebut residu. Namun residu ini juga merupakan mineral yang akan dia jual. mereka akan berubah menjadi hal lain,” kata Harelimana.

“Keputusan yang diambil Indonesia merupakan keputusan yang sangat baik. Sehingga Rwanda dan Afrika dapat mengambil pelajaran dari hal ini,” imbuhnya.

“Saya tahu Indonesia bisa mendapat tekanan dari semua sisi. Namun ketika Anda memiliki pengambil keputusan yang tegas, Anda tinggal melanjutkan apa yang Anda anggap tepat untuk rakyat Anda. Dan itulah yang sedang dilakukan Indonesia,” kata Dubes Harelimana .

Oleh karena itu, ia berharap banyak negara di Afrika juga mengambil pelajaran dari hal ini.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours