Dukung Dekarbonisasi, AstraZeneca Luncurkan 500 Kendaraan Listrik untuk Sektor Kesehatan

Estimated read time 3 min read

JAKARTA – AstraZeneca Indonesia berkomitmen untuk mencapai ambisi Zero Carbon perusahaan, salah satunya dengan mengalihkan armada operasionalnya dari kendaraan berbahan bakar bensin ke kendaraan listrik ramah lingkungan di Indonesia sejak tahun lalu.

Pada bulan Oktober 2023, AstraZeneca bersama Kementerian Koordinator Angkatan Laut dan Investasi serta mitra lokal meluncurkan program transisi armada operasional AstraZeneca, dengan proses transisi berlangsung secara bertahap hingga akhir tahun 2024.

Dan berdasarkan distribusinya akan bergantung pada produksi EV dan kesiapan dalam negeri.

Direktur AstraZeneca Indonesia Esra Erkomay mengatakan hal ini merupakan komitmen perusahaan terhadap lingkungan untuk membantu gerakan dekarbonisasi di sektor kesehatan.

Hal ini ditandai dengan komitmen bersejarah terhadap layanan kesehatan berkelanjutan yang dipimpin oleh AstraZeneca pada sesi keynote perusahaan di Indonesia Sustainability Forum 2023 dan berlanjut hingga Indonesia International Sustainability Forum (ISF) 2024.

“Ada bukti terbaru bahwa kematian akibat panas bisa meningkat tiga kali lipat pada tahun 2050 jika kita tidak mengambil tindakan signifikan untuk melindungi planet ini. “Kami telah melihat peningkatan tajam pada kondisi jantung dan metabolisme, kanker, dan penyakit pernapasan. terhadap faktor lingkungan,” kata Esra.

Sebagai wujud nyata perusahaan, AstraZeneca bertujuan untuk menyelesaikan transisi seluruh armada operasional di Indonesia ke kendaraan listrik atau EV pada akhir tahun. Pada bulan Agustus, lebih dari 200 kendaraan atau 50% diubah menjadi kendaraan listrik.

“Perkiraan pengurangan emisi karbon dari kendaraan operasional mencapai hingga 900 metrik ton dan kami mendukung inisiatif pemerintah untuk mempercepat adopsi kendaraan listrik dengan bekerja sama dengan produsen kendaraan listrik lokal,” kata Esra.

Sektor transportasi merupakan penyumbang gas rumah kaca terbesar kedua (27%), yang masih didominasi oleh bahan bakar fosil. Penurunan emisi karbon di sektor transportasi merupakan salah satu agenda utama untuk mencapai tujuan nol emisi Indonesia pada tahun 2060.

Untuk memenuhi target penurunan emisi Nationally Prepared Contribution (NDC) Indonesia, transisi ke sepeda motor listrik atau roda dua harus mencapai 1,8 juta pada tahun 2025 dan 13 juta pada tahun 2030, sedangkan kendaraan roda empat harus mencapai 0,4 juta pada tahun 2025 dan 2 juta pada tahun 2030.

Esra juga mengatakan peralihan armada AstraZeneca ke kendaraan listrik merupakan inisiatif keberlanjutan yang mencerminkan komitmen AstraZeneca terhadap Janji Kesehatan Berkelanjutan. Menurutnya, pencapaian target layanan kesehatan zero carbon tidak bisa dilakukan sendirian.

Deputi Bidang Koordinasi Infrastruktur dan Transportasi Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenko Marves), Rachmat Kaimuddin, membenarkan kegagalan transisi energi dapat berdampak pada perekonomian nasional. Sebab, permintaan pasar global, termasuk dalam negeri, kini semakin mengarah pada produk-produk rendah karbon.

“Jika kita tidak melakukan transisi energi di berbagai sektor, maka akan mengancam kemajuan pertumbuhan ekonomi kita sendiri,” kata Rahmat seperti dikutip dalam acara Road to Indonesia International Sustainability Forum (ISF) di Jakarta, Kamis (22/1). 8). dari ANTARA.

Padahal, kata Rachmat, transisi menuju Net Zero Emissions (NZE) harus dipercepat untuk mewujudkan visi Indonesia Emas 2045. Langkah ini tidak hanya penting bagi lingkungan, tetapi juga merupakan strategi penting. dalam percepatannya. kemajuan perekonomian nasional.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours