Dukung Kemandirian Energi Nasional, Reethau Group Teken PJBG dengan Pertamina EP

Estimated read time 3 min read

JAKARTA – Kapasitas gas bumi Indonesia yang terus meningkat mendukung visi pemerintah mengenai kemandirian energi. Untuk menegaskan hal tersebut, Ritau Group turut serta dalam penandatanganan Perjanjian Jual Beli Gas (PJBG) dengan Pertamina EP di bidang gas bumi melalui PT Pertiwi Nusantara Resources, digantikan oleh CEO PT Pertiwi Nusantara Resources, Arri Pasha. Acara forum yang diselenggarakan oleh SKK Migas pada tanggal 21 Juni 2024.

Dari forum yang berhasil menandatangani Perjanjian Kerja Sama Gas Bumi senilai $94,4 triliun, Perjanjian Kerja Sama Gas Bumi ini mencakup 27 Perjanjian Jual Beli Gas (PJBG), 2 Memorandum of Understanding (MOU) dan 1 Novasi.

Sebagai perusahaan yang fokus pada industri energi, khususnya gas alam, Reetau bermula sebagai pedagang gas alam (CNG), yang kemudian berkembang menjadi pengembangan produksi gas terkompresi di stasiun induk.

Penandatanganan PJBG dengan Pertamina EP menegaskan tekad Reitau Group untuk terus mengembangkan industri energi nasional, khususnya di sektor Compressed Natural Gas (CNG).

“Reethau group berkembang pesat sejak tahun 2012, dimulai dari PT Reethau Cipta Energy yang mengirimkan CNG ke Jawa Barat dan Jawa Tengah, dan kini berhasil membangun mother station PT Reethau Dharma Andalan dengan BUMN gas transporter,” kata Direktur Utama. . PT Pertiwi Nusantara Resources, Arri Pasha.

“Untuk memperkuat posisi Ritau Group di dunia CNG, kali ini Reitau Group menggandeng KKKS melalui PT Pertiwi Nusantara Resources. Ke depan, Reitau Group siap berkembang dengan menyasar pergerakan CNG dalam negeri. Kerjasama dengan pihak lain di bidang gas bumi ,” dia melanjutkan.

Sebagai fasilitas yang bertugas menerima, mengolah dan mengompres gas bumi sebelum didistribusikan ke berbagai titik distribusi, kehadiran stasiun induk Retau Group merupakan bentuk komitmen mendukung pemerintah melalui pengurangan impor gas LPG dengan memanfaatkan kapasitas Indonesia Natural. Gas.

Perusahaan ini telah muncul sebagai perusahaan nomor satu di sektor energi, khususnya CNG dan dengan visi Reetau Group yang siap memasuki sektor gas alam (LNG) pada akhir tahun 2024.

Beberapa stasiun induk Reetau Group adalah:

1. Stasiun Induk Setu di Kabupaten Setu, Provinsi Bekasi, Jawa Barat. Mother station ini merupakan perjanjian kerjasama jual beli gas antara PT Ritau Dharma Andalan dengan Pertamina Gas dengan tagihan sebesar 2,5 MMSCFD, efektif sejak Oktober 2016;

2. Blara Mother Station di Kabupaten Sepu, Provinsi Blora, Jawa Tengah yang merupakan perjanjian kerjasama jual beli gas antara PT Ritau Dharma Andalan dengan Pertagas Nayaga Amin Draft 3,5 MMSCFD yang berlaku efektif mulai Januari 2022;

3. Stasiun Induk KHT, Kandanghaur Wilayah Timur, Provinsi Indramayu, Jawa Barat yang merupakan rancangan perjanjian kerja sama jual beli gas sebesar 2,0 MMSCFD antara PT Ritau Dharma Andalan dan Pertamina EP, berlaku efektif sejak Januari 2020;

Dengan stasiun induk di berbagai lokasi, Ritau Group siap memenuhi kebutuhan industri lokal. Dengan pesatnya perkembangan industri energi, Ritau Group berharap dapat berkontribusi besar dalam pencapaian kemandirian energi nasional.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours