Dukungan lingkungan kerja penting untuk kesejahteraan pejuang migrain

Estimated read time 3 min read

Jakarta (ANTARA) – Dokter spesialis neurologi lulusan Universitas Sumatera Utara, Ph.D. R.A. Dwi Pujiastuti Sp. N(K)M.Ked (Neu) menyampaikan bahwa dukungan dan pengertian komunitas tempat kerja sangat penting bagi kesehatan penderita migrain di tempat kerja.

“Jika tempat kerja tidak menderita migrain, akan sulit bagi rasa iba untuk merasakan hal tersebut, namun Anda bisa diberikan pengertian saat terjadi serangan sehingga Anda bisa saling mendukung, misalnya menyarankan tugas yang tidak terburu-buru untuk Anda kumpulkan. . up, jam kerja fleksibel, kalau ada serangan bisa bawa pulang kerja, jadi pemahamannya sangat membantu para pejuang migrain,” kata Puji dalam webinar Bulan Peduli Migrain dan Sakit Kepala yang dihadiri di Jakarta, Rabu.

Puji mengatakan para pekerja yang rentan mengalami sakit kepala tidak boleh dianggap remeh karena migrain sendiri merupakan masalah pada sistem saraf dan otak yang dapat menyebabkan serangan sakit kepala parah.

Ia mengatakan jika Anda sering mengalami hal ini, sebaiknya temui ahli saraf untuk diagnosis dan bicarakan kesehatan Anda dengan orang yang lebih tua. Bila perlu sertakan juga informasi dari tenaga kesehatan yang akan menjelaskan secara detail migrain yang dialami karyawan.

“Bagus untuk kita komunikasikan, mudah-mudahan pihak kantor bisa mendapatkan pelatihan migrain karena mungkin tidak hanya satu, bisa jadi tahun depan jadi mungkin akan dikomunikasikan ke rekan-rekan kita,” ujarnya.

Puji mengatakan, penderita migrain di tempat kerja bisa sangat merugikan karena ketika serangan terjadi sering kali tidak bisa berpikir, serta pendengaran dan penglihatannya juga menurun jika tidak ditangani dengan baik.

Gejala yang dialaminya pun tidak ringan, seperti tidak bisa melihat cahaya atau menatap layar, bahkan mual dan muntah. Sakit kepala tidak terbatas pada satu sisi kepala saja, nyeri bisa terjadi di seluruh kepala.

Selain itu, perlu ditekankan pula risiko kerusakan pada saat serangan sebelum, selama, dan bahkan setelah serangan, ketika penderita migrain tidak dapat bekerja secara normal.

“Bisa saja penderita migrain mempunyai pola nyeri yang berbeda-beda, mungkin ada yang sangat parah sehingga harus ke UGD atau berhenti bekerja, mengunci diri, menutup jendela, atau mungkin tidak ada serangan sama sekali. Dia serius, tapi kesal, tidak bisa melihat ke layar, lalu terpaksa bekerja,” kata Puji.

Pekerja yang menderita migrain disarankan untuk selalu memberikan obat darurat yang dapat meredakan sakit kepala tersebut. Disarankan juga untuk berkonsultasi dengan dokter mengenai penggunaan obat-obatan, karena jika menggunakan obat-obatan yang tidak diberikan sesuai aturan, hal ini juga dapat memperparah sakit kepala.

Waspadai juga pemicu migrain seperti stres berlebihan akibat terlalu banyak bekerja, melewatkan makan, dan kekurangan air.

“Kalau ada serangan sebaiknya minum obat darurat sakit kepala dan istirahat sebentar. Misalnya jika Anda kesakitan, hindari terkena cahaya terlalu banyak, Anda bisa berhenti melihat layar, pastikan Anda minum cukup; makan cukup, antisipasinya tidak bertambah, tapi kalau iya, ambil cuti kerja karena “apapun yang dilakukan akan menambah sakit kepala,” jelas Puji.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours