Durasi Kesembuhan Pasien Mpox Bervariasi 2 Hingga 4 Pekan

Estimated read time 3 min read

dlbrw.com, JAKARTA — Kementerian Kesehatan (Kemenkes) terus berupaya mencegah penyebaran penyakit Mpox (Monkeypox) atau cacar di Indonesia. Salah satu langkah strategisnya adalah menyiapkan total 4.450 dosis vaksin.

Jumlah tersebut direncanakan untuk 2.225 orang, dengan masing-masing orang menerima dua dosis vaksin. Vaksinasi dianggap sebagai langkah penting dalam memutus rantai penularan cacar monyet. Dipercaya bahwa dengan kekebalan yang diperoleh melalui vaksinasi, risiko tertular penyakit ini dapat dikurangi secara signifikan.

“Kementerian Kesehatan telah melaksanakan vaksin Mpox pada kelompok risiko tinggi terhadap 495 sasaran pada tahun 2023,” kata Udi Bramono, Pj Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kementerian Kesehatan (Kemenkes).

Selain vaksinasi, Kementerian Kesehatan juga menghimbau masyarakat untuk menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat serta melakukan perilaku seksual yang sehat seperti tidak berganti pasangan atau homoseksual. Ia berpesan kepada masyarakat untuk segera memeriksakan diri ke dokter di puskesmas terdekat jika muncul gejala penyakit tersebut. Yudhi mengatakan masa pemulihan pasien Mpox adalah dua hingga empat minggu dan durasi penyakit paling singkat adalah 14 hari sejak timbulnya gejala.

Ia menjelaskan, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) kembali mengakui Empox sebagai Public Health Emergency of International Concern (PHEIC). Status tersebut diumumkan pada 14 Agustus 2024 setelah meningkatnya kasus Mpox di Republik Demokratik Kongo dan beberapa negara di Afrika.

Selain itu, dalam laporan WHO yang diterbitkan pada 15 Agustus 2024, Swedia menjadi negara pertama di luar Afrika yang mengonfirmasi Clade IP tipe Mpox pada seseorang yang memiliki riwayat perjalanan ke Afrika Tengah. MBXV Clade I dianggap lebih ganas dan lebih menular dibandingkan clade II.

Ia menjelaskan, penyebaran virus Mpox, khususnya penularan dari manusia ke manusia, merupakan hal yang harus diwaspadai. Cara penularan penyakit ini dapat melalui kontak dekat dengan cairan tubuh atau luka pada kulit, atau kontak tidak langsung dengan bahan yang terkontaminasi dari orang yang terinfeksi.

Mpox ditularkan melalui kontak langsung kulit ke kulit atau selaput lendir, termasuk saat berhubungan seks, katanya. Penularan melalui droplet biasanya memerlukan kontak dekat yang berkepanjangan, sehingga anggota keluarga yang tinggal serumah atau melakukan kontak dekat dengan suatu kasus mempunyai risiko lebih besar untuk tertular.

Yudhi merujuk pada laporan “Laporan Teknis Mpox di Indonesia Tahun 2023” yang diterbitkan Kementerian Kesehatan pada tahun 2024. Dalam kasus yang dikonfirmasi, gejala Mpox yang paling sering dilaporkan adalah lesi, diikuti demam, ruam, dan limfadenitis (pembengkakan kelenjar getah bening). Menanggapi keadaan darurat kesehatan tersebut, ia mengimbau masyarakat, terutama para pelancong, untuk waspada, menghindari bepergian ke negara-negara yang terkena dampak Mpox dan mengikuti anjuran pemerintah.

Untuk itu, Kementerian Kesehatan sedang mengupayakan penerapan obat-obatan, termasuk vaksin dan antibiotik. Sebagian besar kasus Mpox di Indonesia ditangani dengan terapi suportif dan simtomatik. Perawatan dan isolasi, rumah sakit dan isolasi mandiri sama-sama dilakukan sebagai pengobatan.

Sebelumnya, pada Juli 2022, wabah Mpox yang meluas di berbagai negara membuat WHO menetapkannya sebagai PHEIC. Status PHEIC diumumkan akan berakhir pada Mei 2023 setelah kasus global terus menurun.

Mengacu pada laporan, “Wabah Cacar Multietnis. Dalam Laporan Situasi Eksternal 35 yang diterbitkan oleh WHO pada 12 Agustus 2024, 116 Negara Anggota WHO melaporkan 99.176 kasus Mpox yang terkonfirmasi, termasuk 208 kematian, dari 1 Januari 2022 hingga 30 Juni 2024. Di kawasan Afrika, Republik Demokratik Kongo memiliki jumlah kasus Mpox tertinggi, yaitu 96 persen dari seluruh kasus di benua tersebut.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours