Ekonom sebut industri manufaktur RI masih terkuat di ASEAN

Estimated read time 2 min read

JAKARTA (ANTARA) – Ekonom Universitas Brawijaya Wildan Syafitri mengatakan industri manufaktur (manufaktur) Indonesia merupakan yang terkuat di kawasan Asia Tenggara (ASEAN), dengan nilai manufaktur bruto (MVA) Indonesia sebesar $255 miliar. Mengingat Indonesia sebenarnya bisa meningkatkan kinerja industri manufaktur dalam situasi krisis, hal ini merupakan pencapaian positif dan prestasi industri manufaktur Indonesia patut diapresiasi, ujarnya dalam keterangannya di Jakarta, Kamis.

Ia menjelaskan, data GVA Indonesia yang diterbitkan Bank Dunia mengalami perbaikan signifikan selama lima tahun terakhir. Menurut data terakhir, nilai manufaktur Indonesia jauh lebih tinggi dibandingkan negara-negara ASEAN lainnya seperti Thailand dan Vietnam, dan GVA-nya hanya setengah dari nilai Indonesia yang masing-masing berjumlah $128 miliar dan $102 miliar.

Pada saat yang sama, Dari sisi produk domestik bruto (PDB), industri penyulingan migas memiliki pangsa terbesar pada triwulan I 2024, masing-masing tumbuh sebesar 17,47 persen dan 4,64 persen.

Di sisi ekspor, ekspor produk industri penyulingan migas diperkirakan bernilai $91,65 miliar pada paruh pertama tahun 2024, atau 73,27 persen dari total ekspor nasional, dan menyerap tenaga kerja 18,82 juta orang.

“Tren positif ini dapat kita artikan untuk meningkatkan efisiensi industri. Situasi ini mencerminkan kekuatan industri dalam memberikan kontribusi terhadap perekonomian Indonesia, dan juga mencerminkan sejauh mana kekuatan industri mencerminkan kekuatan industri dalam perekonomian. perekonomian nasional,” ujarnya. Dia berkata. .

Selain itu, Indonesia mampu memanfaatkan krisis rantai pasok akibat perang Rusia-Ukraina yang cukup menggembirakan, ujarnya.

Selain itu, perhatian khusus juga diberikan pada respons Indonesia terhadap impor murah yang menyerbu pasar dalam negeri.

“Jika situasi ini terus berlanjut, perlahan-lahan akan mematikan industri lokal. Industri dalam negeri harus beradaptasi dengan tren permintaan pasar; “Peraturan pemerintah harus melindungi industri dalam negeri dari serangan impor,” ujarnya.

Sebelumnya, Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita mengatakan nilai manufaktur (MVA) perekonomian Indonesia sebesar US$255 miliar, menjadikan nilai manufaktur Indonesia menempati urutan ke-12 dunia. Baca: Kata Menperin Baca juga: ADB: Penguatan industri dukung pembangunan Indonesia sebagai negara maju Baca juga: Menperin – PMI manufaktur Indonesia meningkat selama 32 bulan berturut-turut

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours