Ekonomi Hijau, Tanoto Foundation Siapkan Generasi Muda dengan Skill SDGs

Estimated read time 3 min read

JAKARTA – Seiring dengan munculnya upaya pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), peluang ekonomi hijau dan peluang bisnis berbasis kelestarian lingkungan sangat besar.

Banyak generasi muda yang tertarik untuk mengikuti bidang ini untuk membantu masa depan mereka. Namun antusiasme tersebut belum diimbangi dengan kesadaran dan energi terhadap SDGs itu sendiri.

Baca Juga: Ikon Berkebun Berkelanjutan Unica Atma Jaya Hadirkan Kulit Terbuka Hijau

Michael Susanto, Chairman Leadership Development and Scholarship Tanoto Foundation, menjelaskan SDG Academy Indonesia (SDG AI), SDGs dan integrasinya, merupakan hasil kemitraan antara Tanoto Foundation dan Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN/Bappenas). . ) dan UNDP telah memutuskan untuk meningkatkan kapasitas generasi muda di bidang SDG, khususnya di bidang pendidikan.

Hal tersebut dipublikasikan pada Konferensi Tahunan SDGs 2024 (SAC 2024) bertajuk “Berinovasi Menuju Indonesia Emas: Keterkaitan Pendidikan Berkualitas, Bisnis dan Industri Hijau”.

Menurut Michael, setelah memasuki dunia kerja, banyak mahasiswa yang kerap bertanya apakah ilmu yang dipelajari akan berguna di masa depan.

“Kita sering mengatakan bahwa pekerjaan ramah lingkungan hanya berlaku di perkotaan dengan tujuan tertentu. Michael mengatakan dalam siaran persnya, Minggu (20/10/2024) “Faktanya, banyak bisnis yang terkait dengan ekonomi hijau.”

Meski memiliki potensi yang besar, namun tidak dapat dipungkiri bahwa sebagian besar siswa SMA belum memiliki keterampilan yang mendukungnya.

“Hanya 1 dari 8 orang yang memiliki keterampilan yang cukup untuk mendukung ekonomi hijau. Di antara mantan karyawan, 60% karyawan ingin memasuki industri keberlanjutan namun takut karena tidak memiliki keterampilan yang tepat. Akibatnya karir mereka tidak berkembang di masa depan.

Hal ini mendorong Tanoto Foundation, sebuah organisasi nirlaba independen yang didirikan pada tahun 1981 oleh Sukanto Tanoto dan Tinah Bingei Tanoto, bersama Bappenas dan UNDP menerapkan SDG AI yang bertujuan untuk menciptakan pemimpin masa depan yang memiliki integritas tinggi dan komitmen kuat terhadap kecepatan. menuju tujuannya. Pencapaian TPB/SDGs di Indonesia.

Michael menjelaskan SDG AI bertujuan untuk melibatkan seluruh pemangku kepentingan SDGs yaitu pemerintah, akademisi, sektor swasta, filantropi, masyarakat sipil, dan media.

Selama SAC 2024, Michael juga menyerukan fokus pada salah satu SDGs, prioritas 11, yaitu menciptakan kota dan komunitas yang berkelanjutan.

Berkaitan dengan hal tersebut, banyak elemen yang perlu dilaksanakan, seperti penyediaan perumahan yang aman dan terjangkau, sistem transportasi umum yang baik, dan ruang publik.

Ada banyak tantangan di bidang ini yang dapat diatasi melalui SDGs dan pendekatan ekonomi hijau, namun belum terselesaikan.

Misalnya, hanya 56% penduduk yang memiliki akses terhadap transportasi umum atau 90% sampah berasal dari rumah tangga yang tidak dikelola dengan baik.

“Memiliki visi mahasiswa tentang SDGs akan menciptakan solusi di bidang ini agar sebagian besar SDGs dapat dipenuhi,” kata Michael.

Ia menjelaskan, beberapa universitas sedang mengembangkan pendekatan pendidikan berkelanjutan dan menargetkan perubahan perilaku, sikap, dan pengetahuan mahasiswanya sejalan dengan prinsip SDGs.

Penerapannya tidak berhenti pada lokasi fisik seperti pembangunan gedung ramah lingkungan atau penggunaan energi baru dan sumber daya terbarukan.

Pendidikan keberlanjutan juga harus dimasukkan ke dalam kurikulum dan pelatihan langsung untuk menemukan solusi terhadap banyak permasalahan dunia nyata.

“Siswa belajar tidak hanya di dalam kelas, tetapi juga pembelajaran komprehensif yang dilengkapi dengan berbagai keterampilan yang relevan.”

Contohnya adalah kemitraan Tanoto Foundation dengan UNESCO, yang mulai tahun 2023 telah memungkinkan hampir 400 siswa mempelajari berbagai tantangan sosial dan melakukan penelitian untuk mencari solusi.

“Melalui pendidikan, kami mengembangkan keterampilan SDG. “Kita perlu melatih talenta pembangunan berkelanjutan di masa depan,” kata Michael.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours