Jakarta (ANTARA) – Bank Indonesia (BI) DKI Jakarta memperkirakan perekonomian Jakarta tumbuh kuat sebesar 4,80-5,60 persen pada tahun 2024 (year-on-year). “Sepanjang tahun 2024, perekonomian Jakarta diperkirakan tumbuh pesat pada kisaran 4,80-5,60% (yoy),” kata Juru Bicara BI DKI Jakarta Arlian Abubakar di Jakarta, Kamis. Dari sisi permintaan, konsumsi rumah tangga (RT) dan investasi diperkirakan akan menjadi penggerak perekonomian Jakarta pada tahun 2024. Arlyana mengatakan kepercayaan konsumen yang kuat, “pertemuan, insentif, konvensi, demonstrasi” mendukung pertumbuhan konsumsi dalam negeri. (MICE) dan “event”, serta penyelenggaraan pemilu, mulai pemilu presiden, legislatif, dan daerah.
Sementara itu, proyek-proyek strategis untuk investasi harus tetap dilanjutkan, terutama yang bersifat multiyears, ujarnya. Baca juga: Jakarta Alami Deflasi -0,06 Persen pada Juli 2024. Di sisi lain, jika dilihat dari sektor dunia usaha, prospek pertumbuhan yang meningkat ditopang oleh meningkatnya pertumbuhan industri perdagangan, jasa keuangan, informasi dan komunikasi, serta manufaktur. Selain itu, perekonomian Jakarta diperkirakan akan tetap kuat saat memasuki kuartal III tahun 2024, karena masih didukung oleh permintaan domestik yang kuat. Hal ini tercermin dari Indeks Ekspektasi Konsumen BI 6 bulan ke depan yang masih optimis dan dilandasi oleh aktivitas dunia usaha yang lebih baik ke depan.
“Kinerja ekspor juga diperkirakan akan terus membaik dengan dimulainya kembali ekspor, khususnya ekspor otomotif yang sebelumnya sempat terhenti oleh beberapa negara tujuan ekspor, termasuk Jepang,” kata Arljana.
Di bidang kawasan usaha (LU), diperkirakan terjadi peningkatan konstruksi seiring dengan peningkatan investasi dan pesatnya perkembangan proyek-proyek strategis. Kinerja sektor usaha manufaktur juga diprakirakan membaik didukung oleh ekspor yang terus tumbuh dan permintaan domestik yang masih kuat. Baca juga: Konsumsi Rumah Tangga Jadi Penggerak Utama Perekonomian Jakarta di 2024. Arljana menjelaskan perkiraan inflasi Jakarta triwulan III-2024 yang masih terjaga juga didukung oleh harga bawang merah yang terus turun sesuai situasi saat ini. Waktu panen. Selain itu, harga cabai merah dan ayam murni juga mengalami penurunan, serta stabilnya harga beras karena terjaganya pasokan.
Prospek inflasi secara keseluruhan pada tahun 2024 diperkirakan masih berada dalam batas sasaran sebesar 2,5±1 persen (yoy).
Penurunan harga pangan juga akan didukung oleh perluasan kerja sama antar daerah (KAD) dengan Badan Usaha Pangan Daerah (BUMD), serta penguatan Program Pengendalian Inflasi Pangan Nasional (GNPIP).
Namun, masih terdapat risiko harga lada akan naik seiring dengan serangan hama di beberapa wilayah pusat menjelang musim tanam, ujarnya. Baca Juga: Sektor Usaha Jasa Keuangan Dorong Pertumbuhan Ekonomi Jakarta. Selain itu, seiring terus meningkatnya harga emas global, hal ini diperkirakan akan semakin mendongkrak harga emas perhiasan. Beberapa risiko yang harus diwaspadai pada tahun 2024 antara lain perekonomian global yang stagnan, ketegangan geopolitik yang terus berlanjut, dan suku bunga dana federal (EFFR) yang masih tinggi.
Perekonomian DKI Jakarta tumbuh sebesar 4,90 persen (yoy) pada triwulan II tahun 2024, dibandingkan 4,78 persen pada triwulan sebelumnya, berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi DKI Jakarta. Baca juga: Jakarta tetap diminati sebagai tujuan investasi
+ There are no comments
Add yours