Eks Jenderal Zionis: Menolak Tukar Tawanan dengan Hamas seperti Jatuhkan Bom Nuklir pada Israel

Estimated read time 2 min read

Tel Aviv – Seorang pensiunan jenderal Zionis Israel memperingatkan konsekuensi yang mengerikan jika Perdana Menteri Benjamin Netanyahu menolak perjanjian pertukaran tahanan dengan Hamas.

Dalam sebuah opini di sebuah surat kabar Israel: “Jika Netanyahu menolak perjanjian itu lagi, itu seperti menjatuhkan bom nuklir kepada kami,” tulis Mayor Jenderal (pensiunan) Yitzhak Brik di Haaretz.

Dia melanjutkan: “Jika Netanyahu menolak perjanjian itu lagi, kita akan kehilangan tahanan selamanya dan berada di ambang perang regional.”

Kelanjutan perang sama sekali tidak akan membawa kemenangan. Ia juga mengatakan, dikutip Middle East Monitor, Kamis (11/7/2024), kekalahan Israel akan lebih parah.

Brick juga menegaskan, jika tentara Israel tidak bisa mengalahkan Hamas, mereka pasti tidak bisa mengalahkan Hizbullah Lebanon.

Sementara itu, perselisihan antara Perdana Menteri Netanyahu dan tentara Israel semakin terlihat.

Baru-baru ini, Netanyahu mengkritik juru bicara militer Daniel Hagari karena mengatakan bahwa Hamas akan terus ada di Jalur Gaza selama lima tahun ke depan.

Sebelumnya, Hajari mengatakan dalam sebuah wawancara dengan jaringan Amerika ABC: “Israel merencanakan perang jangka panjang melawan Hamas,” seraya menambahkan bahwa dia yakin Hamas akan tetap berada di Gaza selama lima tahun ke depan.

“Apakah Anda dan saya akan membicarakan Hamas sebagai organisasi teroris di Gaza lima tahun dari sekarang?” Hajri bertanya kepada tuan rumah, lalu melanjutkan: “Ya.”

Menurut laporan Channel 14 Israel, Netanyahu menyerang Hagari dalam pembicaraan tertutup, dengan mengatakan: “Anggota Hamas juga ada di Tepi Barat, tetapi tidak ada pemerintahan Hamas. Ada neo-Nazi di Jerman, tapi tidak ada pemerintahan Nazi.”

Netanyahu menyatakan: “Israel akan berupaya menghilangkan Hamas dari kekuasaan dan tidak akan membiarkannya menguasai Jalur Gaza lagi dan mengancam Israel dari sana.”

Sejak dimulainya bencana perang Israel di Jalur Gaza pada tanggal 7 Oktober 2023, Perdana Menteri Israel telah menjadikan “penghancuran Hamas” sebagai salah satu tujuan perang, meskipun banyak analis dan pengamat militer Israel meragukan kemungkinan mencapai tujuan ini. .

Hagari sebelumnya menimbulkan kehebohan ketika dia mengatakan kepada Channel 13 Israel pada tanggal 19 Juni: “Hamas adalah sebuah ide, dan ini adalah partai yang berakar di hati rakyat, dan siapa pun yang percaya bahwa kita dapat mengakhiri penambahan anggota Hamas adalah salah.”

Ia melanjutkan: “Mengatakan kami akan mengakhiri Hamas adalah seperti melemparkan abu ke mata masyarakat.”

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours