Elizabeth eksis enam dekade berkat keberlanjutan desain dan lingkungan

Estimated read time 4 min read

Cimahi (ANTARA) – Brand fashion lokal Bandung, Elizabeth, berbagi cerita menarik tentang membangun kepercayaan dan mempertahankan bisnis fashionnya selama lebih dari enam dekade dengan berpegang pada prinsip keberlanjutan mulai dari desain produk hingga keberlanjutan lingkungan.

Brand Manager Elizabeth Resti Ghita Pribadi mengatakan, pasangan suami istri Handoko Subali dan Elizabeth Halim memulai bisnis ini pada tahun 1963 dengan pemasaran tas travel berbasis door to door atau biasa disebut door to door. .

Dengan terus menjaga kesinambungan melalui adaptasi di berbagai bidang, termasuk pemasaran digital, Elizabeth berhasil mempertahankan eksistensinya dan memperluas cakupan usahanya dengan menjual berbagai produk, tidak terbatas pada tas termasuk pakaian jadi dan sepatu.

“Pada tahun 2018 kami membuat proyek komputer salah satunya ke Tokopedia, saat terjadi bencana toko kami tutup semua, namun layanan online meningkat 3-5 kali lipat, ini strategi kami untuk hidup tanpa memecat pekerja di masa sulit, kata Ghita saat kunjungan media bersama Tokopedia di pabrik Tas Elizabeth di Cimahi, Jawa Barat, Rabu (12/6). .

Terus menjajaki tren pemasaran digital, Ghita mengatakan Elizabeth tidak hanya bergantung pada penjualan 98 toko online saja, namun bisa menjangkau lebih banyak pelanggan secara nasional dengan menggarap platform online.

Elizabeth terus mengikuti tren pemasaran digital yang sedang berkembang, seperti berpartisipasi dalam acara penjualan di hari kembar hingga melakukan penjualan langsung.

Aksi tersebut pun membuahkan hasil, salah satu keberhasilan penjualan online Elizabeth terlihat dengan bermunculannya pelanggan di Papua yang saat ini belum ada toko Elizabeth di pulau tersebut.

Fashion item yang diproduksi oleh brand fashion Bandung, Elizabeth. Elizabeth merupakan brand fashion yang berdiri sejak tahun 1963. Foto diambil saat berkunjung ke pabrik Elizabeth di Cimahi, Jawa Barat, Rabu (12/6/2024). (ANTARA/Livia Christiani)

Tak hanya mampu bertahan dalam cara pemasaran, house brand Paris Van Java mampu tetap eksis dengan terus memperbarui desain produknya.

Misalnya saja untuk produk terlaris yaitu tas, setidaknya setiap dua minggu sekali ada desain baru yang diproduksi oleh Elizabeth agar pelanggan tetap tertarik dengan berbagai jenis tas.

Desain yang dihadirkan juga disesuaikan dengan target pasar, saat ini terdapat empat generasi yang menjadi basis pelanggan Elizabeth, mulai dari Baby Boomers hingga Generasi Z.

Untuk generasi yang lebih dewasa seperti Baby Boomers dan Generasi X, desain tas yang simpel dan pilihan warna netral tetap dipertahankan untuk memenuhi selera kedua generasi sebagai pelanggan setia.

Di sisi lain, untuk generasi muda dan generasi Z, Elizabeth telah menyiapkan beragam tas khusus dan pilihan warna-warni untuk menarik pelanggan dan menjadi pelanggan setia.

“Jadi kita adaptasi dengan yang luar negeri, tapi desainnya disesuaikan dengan pasar Indonesia, dan selera pelanggan Elizabeth juga kita sesuaikan,” kata Ghita bercerita tentang strategi Elizabeth menjaga keberlangsungan usaha lukisannya. Scarf merupakan salah satu produk fashion yang diproduksi oleh brand fashion asal Bandung, Elizabeth. Elizabeth merupakan brand fashion yang berdiri sejak tahun 1963. Foto diambil saat berkunjung ke pabrik Elizabeth di Cimahi, Jawa Barat, Rabu (12/6/2024). (ANTARA/Livia Christiani)

Keberadaan toko Elizabeth selama lebih dari enam puluh tahun tidak lepas dari kontribusi berkelanjutan yang mengutamakan lingkungan.

Tidak hanya lingkungan hidup saja, lingkungan hidup yang dibahas disini juga mencakup konsumsi energi lingkungan sekitar pabrik Elizabeth.

Dari sudut pandang lingkungan, Elizabeth berfokus pada keberlanjutan dengan memastikan proses produksi menghasilkan limbah sesedikit mungkin.

Dengan menggunakan teknologi berupa mesin dalam proses produksinya maka akan terjadi pengurangan pada pakaian, tas, sepatu dan pakaian.

“Bahkan kami mendapat label biru untuk pengelolaan sampah di kota dan Dinas Lingkungan Hidup Daerah. Ini menunjukkan bahwa kami terorganisir dalam pengelolaan dan kami melakukan proses pengurangan, penggunaan kembali, dan daur ulang,” kata Ghita.

Berada di sisi lain lingkungan dengan menarik tenaga kerja lokal dan memberdayakan perempuan rupanya juga memberikan dampak positif bagi eksistensi Elizabeth. Brand Manager Elizabeth Resti Ghita Pribadi (kanan), Head of Design Elizabeth Vernalyn Subali (tengah), dan Product Manager Elizabeth Julius Jonggi Fahrention (kiri). Elizabeth merupakan brand fashion yang berdiri sejak tahun 1963. Foto diambil saat berkunjung ke pabrik Elizabeth di Cimahi, Jawa Barat, Rabu (12/6/2024). (ANTARA/Livia Christiani)

Misalnya di pabrik Cimaxi, 800 pekerja yang bekerja di sana sebagian besar adalah perempuan dan berasal dari sekitar pabrik.

Proses ini membuat promosi menjadi efektif dan tepat sasaran, dengan tetap menjaga kesejahteraan para pekerja dari masyarakat setempat, produk-produk Elizabeth dapat terlindungi sesuai kualitasnya, sehingga setiap produk menjadi puas dan pada akhirnya berujung pada peningkatan penjualan.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours