ELSAM sebut butuh penguatan tiga pilar AI tumbuhkan ekonomi digital

Estimated read time 3 min read

Jakarta (ANTARA) – Lembaga Kajian dan Advokasi Masyarakat (ELSAM) menyatakan tiga pilar terkait kecerdasan buatan (AI) perlu diperkuat guna mengembangkan dan mengakselerasi ekonomi digital Indonesia.

Peneliti ELSAM Nurul Ismi mengungkapkan tiga pilar kecerdasan buatan adalah ekonomi, kecerdasan buatan manusia, dan dampak sosial dari kecerdasan buatan.

“Optimalisasi ketiga pilar tersebut akan bergantung pada penyusunan pilar-pilar pendukungnya sesuai dengan berbagai dokumen jangka menengah dan jangka panjang,” kata Nurul dalam acara diskusi publik bertajuk “Pemaparan Manifesto Kebijakan Transformasi AI, Rekomendasi Optimalisasi Digital Indonesia. Ekonomi” pada hari Selasa di Jakarta.

Lebih lanjut, Nurul memaparkan hal-hal yang perlu diperkuat pada masing-masing pilar utama AI.

Kajian ELSAM untuk pilar ekonomi kecerdasan buatan menyatakan bahwa Indonesia membutuhkan pengelolaan terkait klasifikasi dan kejelasan metode penyimpanan data, data pribadi dan publik, untuk menciptakan ekosistem yang lebih baik bagi pengembangan kecerdasan buatan.

Konsolidasi yang lebih detail dapat dicapai dengan membangun sistem komputasi awan nasional atau cloud yang kini umum dikenal di industri sebagai lokasi pusat data.

Selain itu, pilar AI People juga harus kuat sebagai pilar kedua.

Pilar ini memegang peranan penting, karena talenta digital dapat dan akan mewujudkan terciptanya inovasi dan solusi kecerdasan buatan baru bagi masyarakat.

Pilar ini dapat diperbaiki dengan meningkatkan dan menyempurnakan keterampilan digital banyak orang, dengan fokus pada pemanfaatan data untuk memahami keamanan siber guna mendukung stabilitas nasional.

Terakhir, pilar yang perlu diperkuat adalah pilar dampak sosial AI. Memastikan AI dapat mendukung pertumbuhan di banyak aspek kehidupan, mulai dari sosial, budaya, hingga politik.

Dalam hal ini pengembangan kecerdasan buatan dapat fokus pada pemberantasan korupsi pada sistem pelayanan publik, fokus pada pengembangan pertanian dan ketahanan pangan, mendukung hadirnya energi hijau dan dekarbonisasi, serta memastikan kecerdasan buatan telah dikembangkan dan mampu. untuk menyelamatkan anak-anak secara digital. aman. dan remaja.

Kami yakin dengan memperkuat tiga pilar utama kecerdasan buatan, Indonesia akan mencapai pertumbuhan ekonomi digital yang berkelanjutan dan signifikan sesuai dengan rencana jangka panjang pembentukan Visi Emas Indonesia 2045.

“Kecerdasan buatan harus mendukung visi strategis Indonesia Emas 2045, baik jangka panjang, jangka menengah, maupun visi misi pemerintahan baru tahun 2024-2029,” kata Nurul Ismi.

Sebagai salah satu pelaku industri pengembangan kecerdasan buatan di Indonesia, sebuah perusahaan teknologi global, Microsoft menyampaikan komitmennya untuk mendukung pertumbuhan berkelanjutan kecerdasan buatan di Indonesia pada acara yang sama.

Selain itu, studi Microsoft bertajuk “Global Trend Index 2024” menunjukkan bahwa mereka sepenuhnya siap menghadapi era kecerdasan buatan penuh.

Laporan yang hasilnya diperoleh dari survei terhadap 31.000 responden di 31 negara ini menemukan bahwa 92 persen karyawan Indonesia sudah familiar dengan teknologi AI generatif.

Kemudian, 92 persen pejabat senior perusahaan Indonesia juga yakin dengan perkembangan perusahaannya sejalan dengan perkembangan kecerdasan buatan.

Selain itu, 90 persen eksekutif puncak percaya bahwa karyawan harus memahami penggunaan kecerdasan buatan karena ada beberapa pekerjaan yang perlu beralih dari manual ke otomatis untuk menciptakan potensi baru dan semua itu harus disesuaikan.

Direktur Urusan Pemerintahan Microsoft Indonesia dan Brunei Darussalam Ajar Edi mengatakan, dengan melihat seluruh data tersebut, tidak mengherankan jika Indonesia akan mencapai kemajuan yang signifikan, juga dalam hal pemanfaatan kecerdasan buatan dalam pertumbuhan ekonomi digital.

“Indonesia punya potensi besar, investasi yang masuk sangat besar, termasuk Microsoft, CEO kami bertemu dengan presiden dan saat itu menyatakan komitmen tambahan baru untuk infrastruktur dan kecerdasan buatan. Tidak semua negara itu, kami berkomitmen jika jumlahnya di Indonesia mempunyai potensi yang besar dan kemudian pemerintah “menunjukkan stabilitas pertumbuhan, kami juga melihat potensi besar bagi perekonomian AI di Indonesia,” kata Edi.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours