Erdogan dan Assad mungkin akan bertemu Agustus mendatang di Moskow

Estimated read time 2 min read

Pertemuan yang sangat ditunggu-tunggu antara Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan dan Presiden Suriah Bashar Assad kemungkinan akan berlangsung di Moskow pada bulan Agustus, surat kabar Turki Daily Sabah melaporkan pada hari Senin, mengutip sumber yang dekat dengan masalah tersebut. Erdogan berencana mengundang Assad ke Turki atau mengadakan pembicaraan di negara ketiga, sementara Irak menyarankan kedua pihak bertemu di Bagdad.

“Pertemuan pertama antara Erdoğan dan Assad dijadwalkan di ibu kota Rusia, Moskow,” kata sumber tersebut kepada surat kabar tersebut.

Sumber tersebut juga menambahkan bahwa Presiden Rusia Vladimir Putin kemungkinan akan bertindak sebagai mediator dalam pembicaraan tersebut.

Kedua belah pihak diperkirakan akan fokus pada perdagangan, sementara penarikan pasukan Turki dari Suriah sepertinya tidak akan masuk dalam agenda, namun dapat dibahas nanti.

Sementara itu, televisi Turki NTV, mengutip sumber diplomatik, melaporkan bahwa pemberitaan media tentang rencana pertemuan antara Erdogan dan Assad di Moskow tidak benar.

“Laporan mengenai rencana pertemuan antara presiden kami dan presiden Suriah di Moskow tidak sesuai dengan kenyataan,” kata seorang sumber diplomatik kepada stasiun televisi tersebut pada hari Senin.

Erdogan mengatakan pada awal Juli bahwa Turki, bersama dengan Rusia, dapat mengirimkan undangan kepada Assad untuk memulai proses normalisasi baru dengan Suriah.

Ia juga tidak menutup kemungkinan akan menggelar pertemuan dengan Assad.

Presiden Suriah kemudian mengumumkan bahwa dia siap bertemu dengan Erdogan jika pertemuan tersebut bermanfaat bagi kepentingan Suriah.

Sejak 2016, angkatan bersenjata Turki telah melakukan operasi udara dan darat di Suriah melawan Partai Pekerja Kurdistan, yang ingin mendirikan otonomi Kurdi di Turki.

Damaskus telah berulang kali menggambarkan kehadiran pasukan Turki di perbatasan dengan Suriah sebagai tindakan ilegal dan mendesak Ankara untuk menarik pasukannya.

Konflik bersenjata di Suriah telah berlangsung sejak tahun 2011, dan berbagai kelompok pemberontak, termasuk organisasi teroris, saling berperang dengan angkatan bersenjata Suriah.

Pada tahun 2017, Rusia, Turki dan Iran membentuk kelompok mediasi untuk penyelesaian Suriah di ibu kota Kazakhstan, Astana.

Perwakilan pemerintah dan oposisi Suriah, PBB dan negara-negara pengamat, Yordania, Lebanon dan Irak juga berpartisipasi dalam format pertemuan tersebut.

Sumber: Sputnik-OANA

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours