Erdogan: Turki ingin pastikan perdamaian kawasan lewat diplomasi teguh

Estimated read time 2 min read

Ankara (ANTARA) – Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan pada Kamis (7 April) mengatakan negaranya ingin menjamin perdamaian di kawasan dan sekitarnya melalui diplomasi kuat yang berfokus pada manusia dan nilai-nilai kemanusiaan.

“Meskipun ada banyak hambatan, kami berupaya membangun sistem internasional yang efektif dan terintegrasi untuk menjamin perdamaian, keamanan, stabilitas dan kemakmuran,” kata Recep Tayyip Erdogan pada pertemuan puncak Organisasi Kerja Sama Shanghai di ibu kota Kazakhstan, Astana.

Erdogan mengatakan puing-puing yang menutupi Jalur Gaza, tempat dibaringkannya lebih dari 16.000 anak tak berdosa yang menjadi korban serangan Israel selama kurang lebih sembilan bulan, adalah reruntuhan sistem internasional yang telah kehilangan legitimasinya karena gagal menghentikannya. pembunuhan.

Israel harus dihentikan dan dipaksa untuk menerima gencatan senjata permanen di Gaza, katanya, dan mendesak negara-negara untuk meningkatkan tekanan terhadap Israel. Pelaku bom yang berpikiran Zionis telah mengabaikan resolusi Dewan Keamanan PBB yang menyerukan gencatan senjata segera, dan Israel telah dikutuk oleh komunitas internasional atas serangan brutalnya di Gaza sejak 7 Oktober 2023.

Menurut otoritas kesehatan setempat, lebih dari 37.000 warga Palestina, sebagian besar perempuan dan anak-anak, telah terbunuh sejak saat itu, dan lebih dari 87.400 orang terluka. Hampir sembilan bulan setelah perang Israel, sebagian besar wilayah Gaza telah hancur akibat pembatasan ketat terhadap akses terhadap makanan, air bersih, dan obat-obatan.

Israel telah dituduh melakukan genosida oleh Mahkamah Internasional, yang dalam keputusan terbarunya memerintahkan Tel Aviv untuk segera menghentikan operasi militernya di kota Rafah di selatan, di mana lebih dari satu juta warga Palestina mencari perlindungan dari perang sebelum diserang di Israel. Mungkin. . 6.

Sumber: Anatolia

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours