Erick: Pengetatan BBM subsidi menyesuaikan ekonomi penduduk Indonesia

Estimated read time 2 min read

Jakarta (ANTARA) – Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir menilai revisi Keputusan Presiden Nomor 191 Tahun 2014 (Perpres 191) tentang pembatasan pembelian bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi merupakan langkah adaptasi terhadap berbagai kondisi perekonomian. keadaan masyarakat Indonesia.

Erick yang kami temui di sela-sela rapat kerja dengan Komisi VI DPR RI, di Jakarta, Rabu malam, mengatakan hal itu dilakukan agar penyaluran BBM bersubsidi lebih tepat sasaran.

“Tidak ada batasannya, jumlah penduduk Indonesia semakin bertambah, namun aspek ekonomi setiap penduduk Indonesia berbeda-beda. Jadi sasarannya menjadi prioritas,” kata Erick.

Erick juga mengatakan Kementerian BUMN tidak terlibat dalam pengambilan keputusan terkait kebijakan wacana tersebut. Namun, kata dia, wacana tersebut saat ini masih dibahas di kementerian yang berwenang.

“Ini masih wacana karena kalau kita di BUMN, yang membawahi perusahaan itu menteri, bukan politik. Jadi pembahasan antar kementerian soal BBM masih terus berjalan,” kata Erick.

Kementerian BUMN mendukung inisiatif pemerintah untuk mengatur bantuan yang harus diterima masyarakat, termasuk listrik dan gas.

Meski begitu, Erick mengaku Kementerian BUMN tidak terlibat dalam pengambilan keputusan politik. Namun, sebagai badan usaha milik negara, BUMN tinggal menunggu pengesahan revisi Perpres 191 tersebut.

“Dan tentunya masyarakat yang mampu tidak boleh menggunakan BBM bersubsidi seperti listrik. Tapi proses ini masih berjalan, kita tunggu saja,” kata Erick.

Selain itu, Erick berharap hal tersebut tidak menjadi polemik di masyarakat. Selain itu, ini telah dikembangkan selama hampir satu tahun, jadi ini bukanlah hal baru.

“Tidak perlu dibahas, itu sudah bertahun-tahun dibicarakan,” kata Erick.

Sebelumnya, Menteri Koordinator Perkapalan dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan pemerintah berencana memperketat penggunaan subsidi bahan bakar minyak pada 17 Agustus untuk mengurangi jumlah subsidi yang disalurkan kepada masyarakat yang tidak berhak.

Hal itu diungkapkannya saat membahas persoalan konsumsi BBM terkait defisit APBN 2024.

Ia yakin pemerintah bisa menghemat APBN 2024 dengan memperketat aturan penerima hibah.

Selain memperketat distribusi BBM bersubsidi, Luhut juga mengungkapkan pemerintah berencana menggalakkan alternatif pengganti bensin melalui bioetanol.

Luhut menilai penggunaan bioetanol tidak hanya mampu menurunkan tingkat polusi udara. Kadar sulfur pada bahan bakar alternatif ini juga relatif rendah.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours