Erick: Penggunaan bioetanol wujudkan swasembada energi ke depan

Estimated read time 2 min read

Jakarta (ANTARA) – Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Eric Tohir meyakini pemanfaatan bioetanol sebagai bahan campuran bahan bakar minyak (BBM) di Indonesia dapat mengurangi impor dan mencapai swasembada energi di masa depan.

“Pemerintah mendorong penggunaan mobil listrik. Namun itu belum cukup, sehingga juga mendorong penggunaan bioetanol di masa depan. Dan saya yakin bukan hanya pemerintah saat ini, pemerintah masa depan menginginkan kemandirian yang sehat,” kata Eric dalam rapat kerja dengan Komisi VI DPR RI, di Jakarta, Rabu malam (10/7).

Eric mengatakan, pemerintahan saat ini dan pemerintahan baru Presiden baru terpilih Prabov Subjant akan terus berupaya mengurangi impor bahan bakar.

Dikatakannya, salah satu upaya Pemerintah adalah dengan mendorong penggunaan kendaraan listrik dan penggunaan bahan bakar bioetanol.

“Tapi kita berprinsip impor BBM ke depan harus dikurangi. Kita harus swasembada energi,” kata Erik.

Eric menjelaskan, di era digitalisasi saat ini, semakin banyak masyarakat yang beralih ke mobil listrik sehingga akan mengurangi jumlah mobil yang menggunakan bahan bakar fosil. Dia juga menunjukkan bahwa bioetanol dapat menggantikan bahan bakar fosil.

“Saya kira ini era digitalisasi. Dan semakin banyak orang menggunakan mobil listrik, maka semakin sedikit mobil yang menggunakan bahan bakar. Hanya bahan bakar yang menggunakan bioetanol,” kata Eric.

Menurutnya, penggunaan bioetanol dinilai sebagai alternatif positif untuk masa depan karena memberikan kemungkinan mengurangi ketergantungan terhadap bahan bakar fosil, serta berkontribusi terhadap upaya perlindungan lingkungan dan keberlanjutan energi.

“Yah, menurut kami penggunaan (bioetanol) sebagai alternatif bioetanol adalah sesuatu yang menurut saya positif untuk masa depan,” kata Eric.

Berikutnya, Eric juga merespons terkait revisi Keputusan Presiden Nomor 191 Tahun 2014 (Perpres 191) tentang pembatasan pembelian bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi.

Menurut Eric, hal itu dilakukan agar penyaluran BBM bersubsidi lebih tepat sasaran dan disesuaikan dengan kondisi perekonomian masyarakat Indonesia yang berbeda-beda.

“Tidak ada batasnya, jumlah penduduk Indonesia semakin bertambah, namun aspek perekonomian setiap penduduk Indonesia berbeda-beda. Oleh karena itu, yang menjadi prioritas adalah tepat sasaran,” ujarnya.

Eric juga mengatakan Kementerian BUMN tidak terlibat dalam pengambilan keputusan terkait kebijakan wacana tersebut. Namun, kata dia, wacana tersebut masih dibahas di kementerian terkait.

Kementerian BUMN mendukung langkah pemerintah dalam mengatur bantuan yang seharusnya diterima masyarakat, termasuk listrik dan gas.

Selain itu, Eric berharap hal tersebut tidak menjadi masalah di masyarakat. Lagipula ini sudah dikembangkan hampir setahun, jadi bukan hal baru.

“Dengan keterbukaan informasi dan digitalisasi saat ini, saya rasa hal itu tidak perlu dikhawatirkan,” kata Eric.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours