Eropa Tuduh Rusia Bangun Pabrik Drone Tempur Canggih di China

Estimated read time 2 min read

BEIJING – Badan intelijen Eropa menemukan bahwa Rusia telah membuat proyek senjata untuk drone jarak jauh di China.

Baca juga – Drone China Ciptakan Sejarah, Terbang ke Puncak Everest

Proyek ini dikelola oleh anak perusahaan perusahaan militer negara Rusia “Almaz-Antey” IEMZ “Kopol”, yang bekerja sama dengan para ahli lokal dalam pengembangan dan pengujian penerbangan UAV Harpia-3 (G3) baru.

Menurut laporan Reuters, IEMZ “Kopol” mengatakan kepada Kementerian Pertahanan Rusia bahwa mereka telah berhasil memproduksi secara massal drone G3 di sebuah pabrik di Tiongkok dan berencana untuk menggunakannya dalam “operasi militer khusus”.

Mengenai pengetahuan pemerintah Tiongkok mengenai proyek tersebut, Kementerian Luar Negeri Tiongkok mengatakan bahwa pihaknya tidak mengetahui proyek tersebut dan menegaskan kembali kebijakan ketatnya terhadap ekspor drone.

Para ahli mengatakan jika drone dikirim dari Tiongkok ke Rusia, ini akan menandai babak baru dalam kerja sama militer kedua negara.

NATO dan Kementerian Luar Negeri Inggris juga telah meminta Beijing untuk mengakhiri dukungan militernya terhadap Rusia, dengan mengatakan hal itu dapat merusak citra Tiongkok dan kepentingan internasional.

Menurut IEMZ “Kopol”, drone G3 memiliki jangkauan hingga 2.000 kilometer dan mampu membawa muatan seberat 50 kg.

Baru-baru ini dilaporkan bahwa IEMZ “Kopel” menerima tujuh drone militer buatan China di markas besarnya di Izhevsk, Rusia, termasuk dua drone G3.

Dokumen-dokumen ini adalah faktur yang dikeluarkan oleh perusahaan Rusia “Coppola” musim panas ini. Menurut badan intelijen Eropa, perusahaan Rusia bertindak sebagai perantara antara Kopel dan pemasok Tiongkok.

Menurut laporan Coppol kepada Kementerian Pertahanan Rusia, G3 adalah versi perbaikan dari Harpy-A1, yang didesain ulang oleh para ahli cetak biru Harpy-A1 Tiongkok.

Coppol mengatakan bahwa dalam waktu delapan bulan, fasilitas manufaktur di Tiongkok akan siap memproduksi drone serang REM 1 yang dikembangkan Tiongkok, yang dapat membawa muatan hingga 400 kilogram.

Menurut dokumen lain yang dilihat oleh Reuters, Kopol, TSK Vektor dan Redlepus berencana mendirikan pusat penelitian dan produksi bersama drone di zona ekonomi khusus Kashgar di Xinjiang.

Reuters belum dapat memastikan siapa yang mengirim atau menerima dokumen berlogo ketiga perusahaan tersebut.

Dokumen tersebut menyebutkan, pusat pengembangan dan produksi UAV di lahan seluas 80 dunam dapat memproduksi hingga 800 UAV setiap tahunnya. Namun belum diketahui kapan fasilitas ini akan mulai berfungsi.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours