Faisal Basri, Ekonom Senior yang Kritis dan Jernih Menganalisis Persoalan Ekonomi

Estimated read time 3 min read

JAKARTA – Faisal Basri dikenal sebagai sosok yang kritis terhadap berbagai situasi dan kebijakan perekonomian. Pendapat, pemikiran, temuan penelitian dan analisis terhadap perekonomian nasional dipublikasikan secara luas.

Faisal Basri, ekonom senior yang meninggal hari ini Kamis (9/5/2024) di usia 65 tahun, disebut-sebut mengambil tindakan sangat langsung dalam menyikapi perkembangan perekonomian nasional. Ia sering mengkritik kebijakan ekonomi pemerintah, sehingga semakin menjauhkannya dari kekuasaan.

Tindakannya yang kritis dan blak-blakan dalam mengungkap segala bentuk penipuan, suap dan korupsi membuat Faisal Basri mendapat label “Pejuang Anti Korupsi 2003” oleh Persatuan Profesi Sipil (MPM) Gedong Jawang No. 45 di Jakarta pada 15 Januari 2000. , diberikan.

Pemikiran tajam Faisal Basri dibenarkan oleh Mantan Gubernur DKI Jakarta 2017-2022 Anis Rasid Basudan yang berduka atas meninggalnya ekonom senior Faisal Basri pada Kamis pagi (5/9/2024) ini.

“Anali Allah wa ana ilahi rajiun. Turut berduka cita mendengar meninggalnya Bang @Faisalbasri. Seorang intelektual yang pemikirannya bersinar bagai lentera di tengah kabut. Ucapannya seringkali tajam, namun penuh hikmah. Di halaman Anies X @ aniesbaswedan dia men-tweet bahwa kitalah yang membantu untuk melihat lebih banyak, melampaui apa yang terlihat di permukaan.

Anis berharap dan berdoa agar warisan pemikiran dan keberanian Faisal Basri dapat menginspirasi kita semua.

Beliau bersabda: “Semoga warisan pemikiran dan keberaniannya dapat menjadi inspirasi bagi kita semua. Semoga Tuhan Yang Maha Kuasa memberikan pencerahan pada jalannya, menerima amal shalehnya, mengampuni segala kesalahannya dan memberikan kesabaran kepada keluarga yang ditinggalkannya. Amin.” .

Sekadar informasi, Faisal Basri meninggal Kamis dini hari (5/9) dalam usia 65 tahun di Rumah Sakit Mayapada Kuningan, Jakarta Selatan. Almarhum Faisal Basri akan dimakamkan di Kompleks Pemakaman Gudang Puloro, Tibet, Jakarta Selatan dan dimakamkan di TPU Menteng Polo.

Kritik terhadap pemerintah

Kritik tak lepas dari Faisal Basri, baru-baru ini ia memberikan pendapatnya mengenai keadaan dan kondisi pemerintahan Presiden Joko Widodo pada 7 Februari 2024 atau seminggu jelang Pilpres 2024.

Ekonom UI ini menyimpulkan, volatilitas perekonomian pada tahun ini akan dipengaruhi oleh faktor domestik. Beberapa poin yang disebutkan Faisal Basri adalah:

1. Kenaikan harga beras Indonesia masih mengimpor 3 juta ton beras pada tahun lalu dan kenaikan harga ini dapat menimbulkan masalah bagi Indonesia.

2. Pertumbuhan ekonomi yang lambat. Menurutnya, perekonomian Indonesia terus melambat di bawah kepemimpinan Joko Widodo. Rata-rata pertumbuhan ekonomi Indonesia pada periode kedua pemerintahan Jokowi adalah sekitar 4,7 persen.

3. Tingkat pengangguran di Indonesia menurun, namun kualitas penciptaan lapangan kerja semakin buruk. Semakin banyak jumlah pekerja informal, semakin besar pula ketimpangan.

4. Pendidikan Indonesia hancur total pada zaman Jokoi. Beberapa standar pendidikan Indonesia pada tahun 2022 akan lebih rendah dibandingkan tahun 2000.

5. Angka harapan hidup di Indonesia menurun. Dalam 2 tahun terakhir, rata-rata angka harapan hidup di Indonesia turun menjadi 67,6 tahun. Jumlah ini lebih rendah dibandingkan Timor Leste yang mencapai 67,7 tahun.

Berdasarkan data Bank Dunia, angka harapan hidup di Indonesia mengalami penurunan dari 70 tahun pada tahun 2019 menjadi 67 tahun pada tahun 2021. Angka ini sedikit lebih tinggi dibandingkan Myanmar dan Indonesia bahkan tertinggal dari Timor-Leste.

6. Menurunnya indeks demokrasi. Indeks Persepsi Korupsi (IPK) Indonesia turun menjadi 115 pada tahun 2023 dari sebelumnya di peringkat 110 pada tahun 2022. Skornya pun stagnan di angka 34. Padahal 8 tahun lalu, Indonesia menduduki peringkat ke-38. Selain penurunan, kata Faisal, indeks demokrasi juga mengalami penurunan.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours