FAO: banjir parah di Korea Utara dapat kurangi hasil panen

Estimated read time 2 min read

Seoul (ANTARA) – Organisasi Pangan dan Pertanian (FAO) mengatakan panen Korea Utara tahun ini bisa berkurang akibat banjir besar dan meningkatnya serangan hama menyusul hujan lebat yang terjadi belakangan ini.

“Hujan yang terus-menerus dapat memperburuk genangan air dan menyebabkan banjir lebih lanjut, yang dapat menyebabkan kerusakan signifikan pada pertanian dan pengungsian,” kata laporan FAO yang diterbitkan di situs Sistem Informasi dan Peringatan Dini Global FAO pada hari Rabu.

Organisasi tersebut memperkirakan bahwa Korea Utara akan mengalami curah hujan di atas rata-rata pada bulan Agustus dan Oktober.

Selain itu, suhu di atas rata-rata diperkirakan terjadi pada periode yang sama, sehingga meningkatkan risiko peningkatan serangan hama dan penyakit serta dapat menurunkan hasil panen.

Hujan deras di Korea Selatan pada akhir Juli membanjiri sebagian besar wilayah di provinsi Pyongan Utara dan Jagang di sepanjang Sungai Amnok.

Beberapa media Korea Selatan melaporkan jumlah korban tewas atau hilang bisa melebihi 1.000 orang.

Berdasarkan catatan FAO, total curah hujan pada bulan Juli adalah 80 persen di atas rata-rata di provinsi Hwanghae dan Pyongyang, Korea Utara, yang dikenal sebagai pusat makanan negara tersebut.

“Meskipun penilaian kerusakan tanaman secara rinci belum tersedia, tanaman padi sawah mungkin terkena dampaknya,” kata FAO.

Produksi tanaman di Korea Utara diperkirakan meningkat sebesar 310.000 ton dibandingkan tahun lalu dan mencapai 4,82 juta ton tahun lalu, kata Administrasi Pembangunan Pedesaan Korea Selatan.

Namun, FAO memperkirakan jumlah ini masih jauh dari kebutuhan Korea Utara setiap tahunnya sebesar 5,76 juta ton untuk memberi makan penduduknya.

Sumber: Yonhap

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours