FAO peringatkan Gaza berisiko tinggi alami kelaparan akut

Estimated read time 2 min read

Roma (Antara) – Organisasi Pangan dan Pertanian Perserikatan Bangsa-Bangsa (FAO) pada Rabu (26/6) memperingatkan bahwa seluruh Jalur Gaza terancam kelaparan.

Peringatan ini muncul ketika sebuah laporan baru menunjukkan bahwa hampir seluruh penduduk Gaza “sangat rawan pangan, dengan 1 dari 5 warga Gaza berada di ambang kelaparan,” menurut FAO.

Sekitar 459.000 orang di Gaza, atau 22 persen dari populasi wilayah tersebut, berada dalam kondisi “kerawanan pangan yang parah,” dan hampir seluruh populasi, atau 96 persen, menghadapi “kerawanan pangan yang parah atau lebih.” Menurut artikel yang diterbitkan oleh Global Initiative for Integrated Food Security Classification (IPC).

Situasi ini merupakan dampak dari konflik yang berkepanjangan antara Israel dan Hamas serta blokade konvoi bantuan kemanusiaan ke Gaza.

Mengomentari temuan terbaru pada konferensi pers di New York, Kepala Ekonom FAO Máximo Torrero mengatakan badan tersebut telah melihat peningkatan risiko kelaparan yang signifikan selama delapan bulan terakhir.

“Konflik yang sedang berlangsung dan terbatasnya akses terhadap orang-orang yang sangat membutuhkan bantuan kemanusiaan telah menimbulkan konsekuensi serius bagi seluruh penduduk Gaza,” katanya.

FAO meningkatkan upayanya untuk mengirimkan bahan-bahan produksi pangan pokok ke Gaza, dengan menunda pelaksanaan serangkaian program pengadaan setelah akses tersebut disetujui. FAO saat ini telah meminta sekitar $40 juta ($1 = Rp. 2,261), dimana $29 juta dialokasikan untuk Gaza dan $11 juta untuk Tepi Barat.

Meskipun ada upaya baru-baru ini untuk meningkatkan aliran dan akses terhadap makanan dan air bersih di Gaza utara, situasinya masih rapuh dan rentan terhadap kerusakan yang dapat dengan cepat berubah menjadi kelaparan, katanya.

Pengungsian paksa penduduk seiring dengan semakin intensifnya pendudukan lahan di Gaza utara dapat memperburuk situasi ketahanan pangan di Jalur Gaza.

“Pada saat 96 persen penduduk berada dalam kondisi rawan pangan, penurunan ekonomi apa pun kemungkinan besar akan mendorong lebih banyak orang ke tingkat kelaparan ekstrem,” kata kepala ekonom FAO. “(Ini bisa terjadi) jika, misalnya, tingkat izin dan masuknya truk bantuan kemanusiaan ke Gaza dikurangi dan tidak ditingkatkan secara signifikan.”

FAO meningkatkan upayanya untuk mengirimkan bahan-bahan produksi pangan pokok ke Gaza, dengan menunda pelaksanaan serangkaian program pengadaan setelah akses tersebut disetujui. FAO saat ini telah meminta sekitar $40 juta ($1 = Rp 2,261), dimana $29 juta untuk Gaza dan $11 juta untuk Tepi Barat.

Sebelum konflik, pertanian di Gaza dapat menyediakan 20 hingga 30 persen konsumsi harian penduduknya. Namun, pada Mei 2024, lebih dari 57 persen lahan pertanian Gaza telah terkena dampaknya, menurut FAO.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours