Fenomena Hate Following, Benci tapi Kok Tetap Di-follow?

Estimated read time 3 min read

dlbrw.com, JAKARTA — Di era digital yang semakin modern, jejaring sosial menjadi salah satu pilar utama interaksi manusia. Dengan jutaan orang yang berbagi kehidupannya secara online, tak jarang bermunculan berbagai fenomena sosial yang menarik untuk disimak.

Salah satu fenomena yang mendapat perhatian akhir-akhir ini adalah berlanjutnya kebencian. Penguntitan kebencian mengacu pada mengikuti akun media sosial seseorang yang sebenarnya tidak kita sukai untuk mengikuti dan mungkin mengkritik atau meremehkan konten yang mereka posting.

Istilah ini kontradiktif, karena jejaring sosial pada dasarnya memberi kita kebebasan untuk mengikuti orang atau akun yang kita minati dan memberi kita nilai positif. Namun kenyataannya, ada orang yang mengikuti akun yang mereka anggap menjengkelkan atau kontroversial.

Perkataan yang mendorong kebencian dapat memberikan dampak yang besar baik bagi pelaku maupun sasarannya. sesuatu?

Dampaknya terhadap kebencian yang mengikuti pelakunya

-Gangguan kesehatan mental: Terus-menerus mengikuti seseorang yang tidak kita sukai dapat menyebabkan stres, kemarahan, dan perasaan negatif lainnya. Perasaan ini, jika terus berlanjut, dapat merusak kesehatan mental Anda secara keseluruhan.

-Membuang waktu yang berharga: Menghabiskan waktu mengamati kehidupan orang yang tidak kita sukai adalah kegiatan yang tidak produktif. Waktu dan tenaga yang dikeluarkan lebih baik dihabiskan untuk hal-hal yang lebih bermanfaat.

Benci melacak pengaruh yang ditargetkan

-Gangguan emosional: Menjadi sasaran pelacakan kebencian seringkali menimbulkan kritik pedas dan komentar negatif yang dapat menggoyahkan kestabilan emosi seseorang.

-Efek terhadap reputasi: Serangan berulang-ulang yang dilakukan oleh pengikut kebencian dapat merusak reputasi seseorang di mata publik dan menurunkan citra positif yang dibangun.

Bagaimana mengatasi pelacakan kebencian

Untuk menghindari dampak negatif dari pelacakan kebencian, baik pelaku maupun target dapat melakukan langkah-langkah berikut:

1. Refleksi diri

Bagi pelaku yang mengikuti kebencian, penting untuk melakukan refleksi diri terlebih dahulu. Cobalah untuk memahami alasan mengapa kita mengikuti orang yang tidak kita sukai. Mungkin masalah sebenarnya ada pada Anda dan bukan pada orang lain.

2. Tinggalkan dan kunci

Tidak ada kewajiban untuk mengikuti semua orang di media sosial. Jika Anda sering merasa terganggu dengan pesan seseorang, sebaiknya segera unfollow atau blokir akun tersebut. Langkah ini dapat membantu mengurangi stres dan perasaan negatif.

3. Manajemen waktu di jejaring sosial

Batasi waktu yang Anda habiskan di media sosial. Tetapkan durasi yang masuk akal dan patuhi itu. Hal ini dapat membantu mengurangi kemungkinan pelacakan kebencian.

4. Memantau interaksi

Untuk keperluan pengikut kebencian, penting untuk menjaga interaksi yang sehat di media sosial. Gunakan fitur yang ditawarkan oleh platform seperti membisukan, membatasi, atau menyembunyikan komentar untuk menjaga halaman media sosial Anda tetap bersih.

5. Dukungan profesional

Jika dampak emosional dan mental dari melihat kebencian sangat meresahkan, tidak ada salahnya mencari bantuan dari tenaga profesional seperti psikolog atau konselor.

*Artikel ini dibuat oleh AI dan diverifikasi oleh tim editorial.

 

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours