Fenomena perjodohan masa kini lewat film “Algrafi”

Estimated read time 2 min read

Jakarta (ANTARA) – Pada 24 Juni 2024, layanan Viu menghadirkan film baru Viu Original berjudul “Algrafi” yang disutradarai oleh Rully Mana dan berdasarkan cerita berjudul sama karya Dwi Berliana yang telah dibaca 28 juta kali sejak platformnya.

Dalam pementasannya, Kamis (20/6) di kawasan Kemang, Jakarta Selatan, “Algrafi” berkisah tentang dua anak muda yang satu keluarga.

Awalnya kakeknya (Slamet Rahardjo) merasa bisnis keluarganya sedang labil dan membutuhkan “jimat” agar usahanya bisa berjalan kembali.

Sebagai orang Jawa sejati, kakek saya percaya bahwa menikah dengan weton yang benar akan membawa keberuntungan.

Saat mencoba mendamaikan cucunya Algrafi (Junior Robert) dan putri sekretaris pribadinya Naya (Megan Domani), hasilnya sejalan dengan keinginan kakek untuk pernikahan resmi kedua mereka.

Baik Algrafi maupun Naya menolak rencana tersebut dan berusaha menggagalkannya. Sayangnya, keberuntungan tidak berpihak pada kedua anak muda ini dan keluarga mereka masih bertekad untuk tetap sama.

Suatu ketika keluarga Naya dan Algrafi menghadapi masalah besar yang membuat mereka berpisah. Di momen tersebut, Naya dan Algrafi mulai memahami perasaan cinta mereka satu sama lain.

Apakah perasaan romantis mereka akan diterima oleh keluarga mereka?

Audio masa kini

Secara umum, kisah perjodohan mungkin terkesan aneh dan bukan hal baru jika dihadirkan dalam sebuah film. Kisah perjodohan juga bisa menjadi tantangan bagi para pembuat film, termasuk para sineas Algrafi yang memilih untuk memfilmkannya.

Klip dari film “Algrafi” di layanan Viu Original. (ANTARA/HO-Viu Indonesia) Namun ide cerita klise bisa diberikan dengan baik karena film “Algrafi” menyajikan cerita yang sederhana dan menarik. Selama dua jam tayang, penonton mungkin tidak akan bosan karena ceritanya penuh dengan adegan komedi.

Melalui film Algrafi, Rully Mana selaku sutradara dan Dono Indarto sebagai penulis skenario mampu memberikan sebuah film yang setidaknya akan diingat dengan baik oleh penonton di kemudian hari.

Menariknya, ada dua sosok yang patut diapresiasi, yakni potret kakek Slamet Rahardjo dan pengelola restoran. Dalam beberapa adegan, keduanya tampak menjadi “Mood Makers” yang mampu menghadirkan sebuah cerita meski berdasarkan adaptasi pribadi.

Kolaborasi hebat antara artis papan atas dan junior

Tak hanya sang kakek dan pengelola restoran yang patut mendapat pujian, kerja sama aktor lain dalam film ini juga berhasil mengangkat esensi cerita ke level tertinggi.

Klip dari film “Algrafi” di layanan Viu Original. (ANTARA/HO-Viu Indonesia)

Bahkan, dinamika antara artis senior dan junior di film ini terjalin sehingga penonton diajak menyelami kehidupan nyata mereka.

Secara keseluruhan, film “Algrafi” memang layak untuk ditunggu dan ditonton. “Algrafi” akan ditayangkan secara eksklusif di layanan Viu mulai 24 Juni 2024.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours