Festival Biduk Gedang Selang Beangkut Ingatkan Pentingnya Menjaga Lingkungan

Estimated read time 3 min read

Jakarta: Direktur Film, Musik dan Media, Dirjen Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Ahmad Mahendra menjelaskan, Festival Biduk Gedang Selang Beangkut penting bagi masyarakat untuk mengingat pentingnya menjaga lingkungan. Cobalah untuk melindungi warisan budaya lokal. Ia menambahkan, festival tersebut bukan sekedar ajang seni dan budaya.

“Tetapi juga sebagai wadah penyampaian pesan-pesan penting tentang perlindungan lingkungan hidup. Dengan adanya festival ini kami berharap pesan tersebut mudah diterima dan diserap oleh masyarakat luas,” kata Mahendra seperti dikutip, Senin (29/7/2024).

Dalam upacara yang digelar di Desa Ruma Tuo Rantau Panjang Tabir dan Pasir Adat Bantai, Desa Dusun Baru, Kecamatan Merangin, Provinsi Jamambi, pada Sabtu, 27 Juli 2024, warga Batang Tabir (DAS) dibanjiri air anak sungai. dari Sungai Batanghari. gerakan sadar mengurangi sampah plastik (Geratik). Geratik merupakan bagian dari festival budaya.

Festival Biduk Gedang Selang Beangkut merupakan bagian dari acara budaya Kenduri Swarnabhumi 2024 yang mempertegas komitmen kita bersama dalam melestarikan budaya dan menjaga lingkungan khususnya lingkungan sungai Batanghari.

Selain Geratik, masyarakat juga membagikan bibit ikan dan tanaman pohon di sekitar sungai. Mahendra mengatakan, migrasi merupakan salah satu cara masyarakat Jambi menunjukkan perubahan besar, dimulai dari langkah kecil.

“Festival Biduk Gedang Selang Beangkut tidak hanya sekedar perayaan budaya, namun juga membawa harapan baru bagi lingkungan,” tutupnya.

Penjaga budaya setempat Sri Purnama Syam berhasil menjelaskan tujuan utama Geratik. “Gerakan ini tidak hanya bertujuan untuk mengurangi sampah plastik di lingkungan kita, tetapi juga mengedukasi masyarakat tentang pentingnya menjaga kebersihan sungai sebagai sumber kehidupan,” ujarnya.

Bunda Ema, begitu ia disapa, rencana pelaksanaan Geratik meliputi kegiatan rutin seperti gotong royong membersihkan sungai, edukasi pengelolaan sampah, hingga pembagian bahan ramah lingkungan. “Sungai merupakan sumber kehidupan masyarakat yang melahirkan kemanusiaan dan kebudayaan, oleh karena itu alam sekitar tetap terjaga dan budaya tetap terjaga,” ujarnya.

Komisi Konservasi Air Batang Tabir telah mencapai hal ini melalui kombinasi pengumpulan sampah global, pendidikan perlindungan lingkungan, pelepasan 30.000 ikan dan penanaman semak baru di sekitar tepian Sungai Tabir.

Selamat atas festival tersebut, Bunda Emma diterima dengan baik oleh masyarakat yang hadir, termasuk para pelajar yang ikut serta dalam penanaman benih. “Aksi ini merupakan langkah nyata perbaikan ekosistem sungai yang menjadi sumber kehidupan kita,” tambah Emma.

Lisnawati, warga yang menghadiri Festival Biduk Gedang Selang Beangkut, mengatakan dirinya dan warga lainnya sangat tertarik menghadiri festival tersebut sebagai ajang menjaga lingkungan dan budaya. “Ini merupakan gerakan bersama untuk melestarikan dan menjaga budaya dan lingkungan kita,” tegas Lisnawati.

Festival Biduk Gedang Selang Beangkut juga menampilkan pertunjukan sastra Ompek Gonjie Limo Gonop Oral Be’adla di Ruma Tuo, Bujang Puella Beselang Giling Bumbu, Beselang Ngangkut Padi dan kesenian daerah lainnya. Kenduri Swarnabhumi 2024 merupakan rangkaian festival budaya di perairan Batanghari yang telah memasuki tahun ketiga.

Tahun ini Kenduri Swarnabhumi yang membawakan cerita ‘Eksplorasi Budaya Air Batanghari’ menempatkan kemandiriannya dalam mempromosikan kearifan lokal. Swarnabhumi Kenduri 2024 akan digelar di wilayah aliran Sungai Batanghari, yakni di 10 kabupaten/kota se-Provinsi Jamambi dan Kabupaten Dharmasraya di Sumatera Barat.

Pertunjukan budaya meriah tersebut akan diselenggarakan oleh masyarakat setempat berkoordinasi dengan direktur festival dan penyelenggara setempat dan disajikan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan melalui Departemen Film, Musik dan Media, Departemen Kebudayaan Umum.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours