Festival Domba Batur meriahkan pergelaran Dieng Culture Festival

Estimated read time 2 min read

Banjarnegara (ANTARA) – Festival Domba Batur turut meramaikan Dieng Culture Festival (DCF) XIV 2024 di Kompleks Candi Arjuna, Desa Dieng Kulon, Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah, 23-25 ​​Agustus.

Dalam pertemuan di sela-sela Festival Lomba Batur, Kepala Dinas Pertanian, Perikanan, dan Ketahanan Pangan Kabupaten Banjarnegara Firman Sapta Ady mengatakan, kegiatan ini untuk pertama kalinya merupakan bagian dari Dieng Culture Festival.

“Toh domba Batur sudah ada sejak lama, sejak tahun 70an. Tapi saat itu masih asli karena eks Tapos,” ujarnya.

Dalam hal ini, kata dia, Tapos awalnya mengembangbiakkan domba merino yang diambil dari Australia padahal berasal dari Eropa.

Namun pada tahun 1970-an, lanjutnya, peternak lokal menyilangkan domba merino dengan domba ekor tipis yang merupakan domba lokal.

“Saat ini menghasilkan ras yang berbeda, famili yang berbeda, dan pada tahun 2011 diakui Kementerian Pertanian sebagai strain lain khas Banjarnegara, khas Kabupaten Batur,” jelasnya.

Sesuai perintah Menteri Pertanian, kata dia, domba hasil persilangan tersebut diberi nama Domba Batur, yang kawanannya berbeda dengan domba lainnya dan hanya terdapat di Batur dan sekitarnya.

Semula, lanjutnya, populasinya hanya 20 ekor, namun kini sudah lebih dari 10.000 ekor yang tersebar di empat kecamatan pusat pembangunan yaitu Batur, Pejawaran, Pagentan, dan Wanayasa yang udaranya hampir sama.

“Karena merupakan hewan yang unik, dengan batas geografis dan iklim yang sesuai. Kalau (domba Batur, Red.) turun di daerah panas maka bulunya tidak lagi mulus, kasar, pertumbuhannya tidak optimal dan seterusnya,” katanya.

Menurutnya, domba Batur memiliki keunikan karena secara morfologi memiliki tubuh berbentuk persegi panjang dan bulat.

Selain itu, katanya, bobot badan domba Batur umur 2 tahun untuk jantan bisa lebih dari 100 kg dan betina bisa mencapai 80 kg, sedangkan domba jantan lokal hanya mencapai 60 kg dan betina 40 kg.

Kalau bulunya bisa untuk kerajinan. Kalau industri wolnya belum bisa ke sana karena butuh sekitar 30 ribu ekor, ujarnya.

Bahkan, domba Batur juga memiliki ciri khas berupa bulu yang tumbuh di sekujur tubuhnya, termasuk wajah dan kaki, sehingga bisa menjadi daya tarik tersendiri untuk menunjang pariwisata Dieng.

Sehubungan dengan hal tersebut, Firma berharap dengan diadakannya Festival Domba Batur pada acara DCF yang termasuk dalam agenda Kharisma Event Nusantara dapat memperkenalkan keberadaan domba Batur kepada masyarakat luas.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours