Filipina ajukan klaim ke PBB, perpanjang landas kontinental di LCS

Estimated read time 2 min read

Ankara (ANTARA) – Filipina pada Sabtu (15 Juni) mengajukan permohonan ke Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk memperluas landas kontinen (ECS) di Laut Cina Selatan, kata Departemen Luar Negeri Filipina.

Kementerian tersebut mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa perwakilan negara tersebut di PBB telah memberi tahu Komisi Batas Landas Kontinen PBB tentang perlunya mendaftarkan hak negara tersebut untuk memperluas landas kontinen di wilayah Palawan Barat di Laut Cina Selatan.

Berdasarkan Pasal 76 Konvensi PBB tentang Hukum Laut (UNCLOS), negara-negara pesisir seperti Filipina mempunyai hak untuk menentukan batas terluar landas kontinennya, kata Kementerian Luar Negeri.

Landas kontinen dikatakan meliputi dasar laut dan daratan di bawahnya dari wilayah bawah air yang panjangnya melebihi 200 mil laut tetapi tidak melebihi 350 mil dari garis pangkal lebar laut teritorial.

Hubungan bilateral Filipina dan Tiongkok memburuk akibat sengketa wilayah yang berkepanjangan di Laut Cina Selatan.

Beijing mengklaim sebagian besar wilayah maritim di Laut Cina Selatan berdasarkan sembilan garis putus-putus.

Pengadilan Arbitrase Permanen yang berbasis di Den Haag memutuskan pada tahun 2016 bahwa klaim Tiongkok tidak berdasar berdasarkan hukum internasional.

Tiongkok telah menolak keputusan tersebut karena dianggap tidak sah dan terus melakukan negosiasi dengan Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) sejak tahun 2002 untuk mengembangkan kode etik di laut yang disengketakan.

Wakil Menteri Luar Negeri Filipina untuk Urusan Maritim dan Maritim Marsekal Luis Alferez mengatakan keterwakilan negaranya di PBB bukan hanya merupakan deklarasi hak maritim Manila berdasarkan Konvensi PBB tentang Hukum Laut, namun juga komitmen terhadap proses yang dapat dipertanggungjawabkan.

“Insiden di dalam air cenderung mengabaikan pentingnya apa yang ada di bawah air,” katanya.

Awal bulan ini, pada Dialog Shangri-La di Singapura, Presiden Filipina Ferdinand Marcos Jr. sikap yang kuat dalam melindungi kehidupan warga sipil dan personel militer Filipina dari kemungkinan insiden.

“Jika tidak hanya tentara tetapi juga warga sipil Filipina yang terbunuh… Saya pikir itu dapat didefinisikan sebagai tindakan perang dan oleh karena itu kami akan meresponsnya dengan tepat.”

Tiongkok kemudian mengatakan pernyataan Marcos Jr dimaksudkan untuk “dengan sengaja memutarbalikkan dan membesar-besarkan situasi maritim”.

Sumber: Anadolu

RI menyerukan peningkatan intensitas dalam perundingan kode etik LCS

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours