Finalis Putra Putri Tenun dan Songket Diimbau Bijak Bermedsos

Estimated read time 2 min read

JAKARTA – Finalis Lomba Rajut dan Songket Indonesia Putra dan Putri Tahun 2024 diimbau bijak dalam memanfaatkan media sosial. Ratusan putra-putri dari seluruh provinsi mendapat bantuan dari tokoh pemuda Jakarta Barat Umar Abdul Aziz.

“Alhamdulillah saya berkesempatan membimbing lulusan Putra Putri Tenun dan Songket. “Dalam artikel tersebut saya berpesan kepada para finalis yang dipilih dari berbagai daerah untuk cerdas dalam menggunakan media sosial,” kata Umar seperti dikutip, Minggu (9/8/2024).

Umar menyarankan agar mereka memanfaatkan media sosial untuk memperkenalkan salah satu tradisi Indonesia kepada generasi lain dan mempromosikannya sebagai warisan budaya masyarakat Indonesia.

“Generasi milenial kini lebih bangga memakai pakaian luar negeri dibandingkan warisan budaya. “Saya berharap setiap pengusaha mewajibkan karyawannya mengenakan pakaian rajut sebulan sekali,” ujarnya.

Diketahui, dalam rangka Hari Rajut Nasional 2024, Komunitas Seni Mode & UKM Internasional Indonesia (KADIIFA) bersama Yayasan Putra-Putri Tenun dan Songket Indonesia melakukan seleksi putra-putri dari bidang Rajut dan Songket. Pesertanya adalah putra-putri Indonesia.

Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah menetapkan tanggal 7 September sebagai Hari Rajut Nasional. Pada saat yang sama, Grand Final Tenun Songket Putra dan Putri Indonesia Tahun 2024 digelar untuk kelima kalinya di Golden Ballroom Sultan Hotel and Residence Jakarta.

Anna Mariana, Ketua Eksekutif dan Pendiri KADIIFA dan Ketua Eksekutif Yayasan Putra Putri Tenun & Songket Indonesia, mengatakan Hari Tenun merupakan momen penting untuk mempromosikan dan melestarikan budaya Indonesia. Oleh karena itu, pemilihan putra-putri penenun songket dilakukan dengan memahami sejarah dan budaya bangsanya, demikian bunyi dokumen Tenun Indonesia.

“Jika kita tidak memperkenalkannya kepada generasi muda mulai sekarang, mungkin lima atau 10 tahun lagi kita akan kehilangan karakter tradisional kita, yaitu pakaian adat kita dari Sabang sampai Merauke,” ujarnya. Prof Anna.

Apalagi tekstil tradisional Indonesia saat ini bersaing ketat dengan merek luar negeri. Akibatnya, rasa cinta dan bangga memakai dan mengetahui pakaian asli pun hilang.

Pihaknya terus menggalakkan program pemerintah dan menawarkan solusi untuk meningkatkan perlindungan tersebut. Salah satunya adalah promosi kegiatan selanjutnya di sekolah merajut.

Selain pemilihan Putra Putri Tenun, acara juga menampilkan diskusi panel dengan para pakar seperti perancang busana ternama Hengky Kawilarang, influencer media sosial Kushandari Arfanidewi serta kepala produksi tenun Dian Pelangi, Dino Wahyu Utomo, WHO. membawa budaya merajut dan inovasi merajut kepada Generasi Z saat ini.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours