FSRD IKJ Gelar Seminar Internasional Bahas Seni dan Desain di Era Teknologi

Estimated read time 3 min read

JAKARTA – FSRD IKJ kembali menggelar lokakarya internasional bertajuk IC-DAD II 2024 (International Conference Dialogue on Art and Design). Lokakarya ini mencakup seni dan desain di media baru.

Pada acara tersebut, pembicara dari berbagai negara antara lain Indonesia, Singapura, Belanda, dan Malaysia membahas perkembangan seni dan desain di era media baru.

Dalam sambutannya, Dekan Fakultas Seni Rupa dan Desain (FSRD) Institut Seni Jakarta, Anindi Widito menegaskan, pesatnya perkembangan teknologi membawa perubahan besar dalam dunia seni dan desain. Menurutnya, seni dan desain bukan sekedar pekerjaan melainkan bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan manusia.

Baca Juga: Lokakarya Nasional FSRD IKJ Usung Kolaborasi Seni Rupa dan Seni Pribumi

“Perubahan seni, desain, pendidikan, sejarah, dan sosial budaya merupakan respon terhadap kemajuan teknologi yang membuka peluang baru dan positif,” ujarnya dalam siaran pers, Selasa (20/8/2024).

Lokakarya ini mengeksplorasi bagaimana kemajuan teknologi mengarah pada perkembangan seni dan desain, mengeksplorasi perubahan sehubungan dengan kemajuan teknologi, mulai dari penutupan, hingga keberlanjutan pada manusia dan memasukkan material ke dalam kehidupan manusia.

Di sisi lain, pemikiran ini mengarah pada refleksi pada dimensi teknologi, sosial, politik, budaya, etika, dan estetika dari sistem hibrid dan multidimensi. Selain itu, penting untuk berpartisipasi dalam kolaborasi, implementasi, dan aspek teknologi dengan warisan budaya.

Anindio menegaskan, para seniman kini memanfaatkan teknologi digital sebagai alat untuk mengekspresikan idenya dan menciptakan bentuk seni dan desain baru. Hal ini mendorong pendekatan baru dalam menciptakan karya yang dapat mendefinisikan kembali apa artinya menjadi seniman di abad ke-21.

Baca Juga: 54 Tahun IKJ dan Sekolah Seni Tantangan Dibalik Kemajuan Teknologi

Hilmar Farid, Direktur Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, memberikan sambutannya dan menegaskan bahwa masa depan seni dan desain di era digital akan dibentuk oleh interaksi kompleks antara teknologi, etika, dan lingkungan. Dia menekankan pentingnya mengambil pendekatan kritis terhadap perkembangan ini dan mencari cara-cara baru untuk meningkatkan inovasi menggunakan teknologi.

Profesor Kate Ong, salah satu pembicara, menekankan pentingnya kreativitas seni dan desain yang bersumber dari warisan budaya. Ia mengungkapkan pentingnya melihat kembali warisan budaya kita dan menafsirkannya dengan metode penelitian baru. Menurutnya, tiga isu utama yang perlu diperhatikan dalam konteks ini adalah komunitas, tempat, dan produk.

Ini menunjukkan bagaimana seni tradisional dapat dihadirkan dalam desain modern. Mohammad Rivai Reza membahas A24, sebuah studio distribusi film independen yang didirikan pada tahun 2012, yang produksi pertamanya, Moonlight (2016), memenangkan Oscar untuk fotografi terbaik dan sejak itu menjadi jaminan kualitas pembuatan film, mendorong pengembangan ide-ide baru. Didorong, melanggar konvensi dan menantang pemirsa.

Studio ini melatih direktur independen dengan visi pribadi. Mela Jaarsma, Belanda, memaparkan bagaimana seniman visual berinteraksi dengan penonton melalui pengalamannya dan daerah-daerah yang ia kunjungi di Indonesia.

Ia mengoleksi foto-foto dan berbagai bahan mulai dari kulit binatang, kulit pohon, fiber, kayu, logam, fiberglass hingga rotan. Bahan-bahan tersebut telah dibuat dan dijadikan karya seperti pakaian, seni instalasi, dan foto artistik.

Eksperimen artistik ini disebut “Seni dan Desain di Media Baru atau Media Baru dalam Seni dan Desain?” Bagaimana dia menanggapi komentar tersebut? Saat ini dapat diterjemahkan ke dalam pengalaman seninya.

Profesor T.S. Dr. Ruslan Abdul Rahim mempresentasikan proyek “Makyung in Metaverse” di platform Spatial.io. Proyek ini bertujuan untuk menyajikan potensi penerapan teknologi media baru seperti virtual reality (VR) dalam menciptakan ruang metaverse interaktif, terutama bagi individu yang belum pernah bertemu McCung.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours