FTUI Resmikan Gedung IDE untuk Mendukung Riset dan Layanan Publik Interdisiplin

Estimated read time 4 min read

DEPOK – Gedung Interdisciplinary Engineering (IDE) Fakultas Teknik (FT) Universitas Indonesia (UI) diresmikan. Gedung ini memiliki fasilitas lengkap dan modern untuk mendukung kegiatan penelitian dan pengabdian masyarakat interdisipliner.

Peresmian gedung tersebut dihadiri oleh Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset dan Teknologi (Diktiritek) Abdul Haris dan ditandai oleh Rektor IU, Ari Kunkoro, dan Dekan FTUI, Heri Hermansja, menandatangani prasasti dan memotong pita.

Dalam sambutannya, Prof. Haris mengatakan, pembukaan gedung IDE ini merupakan tonggak baru dalam pengembangan pendidikan dan penelitian teknik interdisipliner di Indonesia.

“Kami sangat senang melihat UI melalui Fakultas Teknik terus meraih kesuksesan dan mendorong kemajuan teknologi, serta selalu mengedepankan inovasi dan kolaborasi antar disiplin ilmu. Kami berharap fasilitas ini dapat menunjang pembelajaran dan menjadi tempat bereksperimen. bagi calon insinyur terbaik di Indonesia, serta mendukung FTUI menjadi “lembaga pendidikan tinggi teknik yang berdaya saing global”, ujarnya, Selasa (25/6/2024).

Gedung IDE menampung lima laboratorium canggih, yaitu Urban Nexus and Smart Cities Laboratory (UNSCL), Sustainable Energy Systems Laboratory (SESL), Energy Transition Laboratory (ETL), Engineering Laboratory of Biological System (BSEL) dan Advanced Biofuels Laboratorium (BAL). .

Laboratorium ETL dan SESL didukung Diktistek melalui dana hibah Pusat Unggulan Antar Universitas (PUAPT) senilai Rp 63 miliar. PAUPT merupakan program pendanaan lima perguruan tinggi negeri badan hukum (PTN-BH) yang masuk dalam 500 besar perguruan tinggi kelas dunia, salah satunya UI.

Prof. Heri mengatakan, lima laboratorium canggih yang ada di gedung IDE akan digunakan untuk menghasilkan dua luaran utama, yakni luaran penelitian dan pelayanan publik interdisipliner.

“Gedung ini akan menampung tiga lembaga teknik interdisipliner yang dibuka pada tahun 2022, yaitu Institute of Energy Studies (IES), Institute of Biosystems and Bioengineering (IBB) dan Institute of Urbanism and City Intelligent (IUS). laboratorium yang selanjutnya akan mengisi ruangan 4-8 gedung IDE.” ujarnya.

Kelima laboratorium canggih yang terletak di berbagai lantai gedung IDE ini memiliki fungsinya masing-masing. Di lantai empat UNSCL terdapat empat sublab (sublab) yaitu Media Lab yang mendukung visualisasi desain perkotaan, dan Virtual Reality Lab yang memungkinkan simulasi kota virtual.

Lab Kota dan Regional, yang menyediakan alat pengumpulan dan analisis data, serta studio terpadu sebagai ruang pembelajaran virtual untuk praktik terapan dan diskusi. “Laboratorium UNSCL mendukung penelitian multidisiplin dalam pengembangan kota pintar,” ujarnya.

SESL lantai 5 mempunyai dua bagian yaitu Sub Lab Pemodelan Energi dan Sub Lab Data Center and High Performance Computing (HPC). Laboratorium ini berfokus pada pemodelan dan perancangan sistem energi berkelanjutan serta hubungannya dengan aspek ekonomi, lingkungan, sosial dan politik yang mendukung pencapaian tujuan nol emisi pada tahun 2060.

Untuk ETL, di lantai 6, lab ini memiliki enam sub lab. Laboratorium Sintesis dan Karakterisasi memfasilitasi produksi dan karakterisasi bahan konversi dan penyimpanan energi. Laboratorium Penangkap dan Pemanfaatan Karbon mempelajari penangkapan dan pemanfaatan

“CO2 merupakan bahan mentah sintesis kimia dan material dalam mewujudkan ekonomi sirkular,” ujarnya.

Empat sub laboratorium lainnya yaitu Laboratorium Fotovoltaik, Laboratorium Hidrogen dan Sel Bahan Bakar Hijau, Laboratorium Baterai dan Laboratorium Elektrofotokimia merupakan pusat penelitian terkait pemanfaatan energi surya dan listrik untuk sintesis energi hijau.

BSEL di lantai 7 dibagi menjadi dua bagian, ruang kerja simulasi dan sub-lab HPC yang berfokus pada pemodelan interaksi sistem biologis yang dilengkapi dengan perangkat keras dan perangkat lunak biomedis terkini.

Sementara itu, BAL termasuk Laboratorium Biofuel Pertamina di lantai 8 dan dirancang dengan biosafety level 1 dan 2 melakukan penelitian terhadap berbagai objek biologis seperti jamur dan bakteri. “Laboratorium ini mendapat dukungan dana dari PT Pertamina sekitar 13 miliar rupiah untuk peralatan dan interior laboratorium,” ujarnya.

Dukungan ini memperkuat penelitian biosistem dan bioteknologi, produksi biofuel dan green chemistry di FTUI.

“Selain lima laboratorium canggih secara fungsional, gedung IDE juga memiliki prinsip keberlanjutan, menerapkan konsep green building yang efisien dalam menggunakan energi, air, penerangan, dan sirkulasi udara.” berasal dari bahan daur ulang dan kayu bersertifikat ramah lingkungan,” jelasnya.

Selain itu, kebijakan nol limbah juga diterapkan, yang menjamin ekstraksi air dan daur ulang limbah secara optimal. “Dengan dukungan berbagai pihak, FTUI mempertahankan predikatnya sebagai kampus teknik terbaik yang menawarkan lulusan dan penelitian berkualitas tinggi, serta mengedepankan pembangunan berkelanjutan yang berdampak dan berdaya saing global,” ujarnya.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours