G7 Mulai Pecah Soal Perebutan Aset Rusia Rp4.519 T, Ada Ancaman Terselubung Saudi?

Estimated read time 2 min read

JAKARTA – Kelompok negara maju G7 disebut-sebut menolak rencana Amerika Serikat (AS) yang akan menyita aset bank sentral Rusia yang dibekukan. Menurut sumber yang mengetahui masalah tersebut, hal ini disebabkan oleh “ancaman” terselubung dari Arab Saudi.

Kabar tersebut, dilansir Bloomberg, muncul di tengah upaya AS dan Inggris untuk segera menyita hampir $280 miliar aset Rusia atau setara Rp4,519 triliun (kurs Rp16,142 per dolar), yang akan dibekukan oleh Barat pada tahun 2022. Karena konflik di Ukraina.

Sebagian besar aset real estate berada di tangan Uni Eropa (UE), dan beberapa tidak ingin euro memiliki peluang untuk mundur.

Ada kekhawatiran bahwa penyitaan aset Rusia dapat mempengaruhi kepercayaan terhadap mata uang euro. Sementara itu, Arab Saudi telah mengisyaratkan bahwa mereka akan menjual sebagian utangnya ke Uni Eropa jika G7 melaksanakan rencana dana talangannya, Bloomberg melaporkan, mengutip “orang-orang yang dekat dengan masalah ini.”

Sebuah sumber, yang tidak ingin disebutkan namanya, menggambarkan pesan Kementerian Keuangan Saudi sebagai “ancaman predator”. Sementara dua orang lainnya mengatakan, Riyadh secara khusus menyebutkan utang ke kas Prancis.

Jika benar, hal ini kemungkinan besar akan mempengaruhi langkah G7 yang secara langsung menyita dana Rusia yang dibekukan dan lebih memilih untuk mengkonversi bunga yang diperoleh menjadi pinjaman ke Kiev.

Moskow sendiri menyebut tindakan tersebut ilegal, dan mantan Presiden Dmitry Medvedev mengatakan tindakan tersebut dapat diartikan sebagai memulai perang.

Namun, Kementerian Keuangan Saudi, ketika dimintai komentar, mengatakan kepada Bloomberg bahwa “tidak ada ancaman seperti itu yang dilakukan.”

“Hubungan kami dengan G7 dan negara-negara lain didasarkan pada rasa saling menghormati, dan kami terus mendiskusikan semua masalah yang mendorong pertumbuhan global dan meningkatkan ketahanan sistem keuangan internasional,” kata kementerian tersebut.

Seorang pejabat Saudi mengatakan bahwa ancaman semacam itu bukanlah “gaya” pemerintahannya dan kementerian hanya dapat menyajikan “hasil akhir” dari pengambilalihan G7.

Arab Saudi diyakini memiliki sekitar $135 miliar obligasi AS dan Eurobond dalam jumlah yang dirahasiakan. Sumber-sumber Bloomberg mengatakan para pejabat UE tidak terlalu khawatir mengenai dampak terhadap utang Perancis dibandingkan negara-negara lain yang mengikuti contoh Riyadh.

Dua sumber mempertanyakan kredibilitas dugaan ancaman Arab Saudi, dan mencatat bahwa pembekuan dana Rusia yang pertama tidak berdampak pada mata uang G7. Argumen serupa disampaikan oleh Dilip Singh, wakil penasihat keamanan nasional Gedung Putih, pada sebuah konferensi di bulan Mei.

Pembekuan aset negara Rusia pada Februari 2022 merupakan tindakan yang belum pernah terjadi sebelumnya. Selain itu, banyak pakar di Barat memperingatkan terhadap upaya penyitaan aset-aset Rusia, karena tindakan tersebut dapat merugikan dolar, euro, dan seluruh sistem keuangan global.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours