GAMKI Apresiasi Penayangan Danau Toba ke Layar Lebar

Estimated read time 3 min read

JAKARTA – Dewan Pimpinan Pusat Gerakan Pemuda Kristen Indonesia (DPP Gamki) mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya atas kembali diputarnya film nasional berlatar Danau Toba.

Apresiasi tersebut diungkapkan Ketua DPP GAMKI MP Sinurat saat diskusi film ‘Harta, Thata, Boru ni Raja dan Wisata Danau Toba di Dunia Film Indonesia’ pada Sabtu, 6 Juli 2024.

“Film dapat menjadi media untuk menampilkan budaya dan pariwisata kita termasuk keindahan alam, seni dan budaya. Sama seperti di Korea, dimana popularitas ‘Drecor’ menarik banyak wisatawan, film ini membantu mengembangkan perekonomian lokal dengan menarik lebih banyak orang untuk mengunjungi tempat-tempat wisata negara tersebut. Misalnya saja di daerah seperti Labuan Bajo, Sulawesi, Maluku, dan Papua, kata Sahat dalam keterangannya di Jakarta, Jumat (7/12/2024).

Sahat juga menyampaikan rasa terima kasih atas nama DPP Gamaki kepada Direktur Negara Badan Pelaksana Otorita Danau Toba (BPODT) Jimmy Bernardo Panjaitan dan Augustinus Sitoras, sutradara film ‘Harta, Tahta, Boru ni Raja’.

“Saya terpikat hanya dengan menonton trailernya, tapi saya sangat tertarik dengan film yang dirilis pada 11 Juli itu. “Kami berharap banyak masyarakat yang mampu menyuarakan pesona kampung halamannya melalui berbagai media,” kata Sahat.

Sebelum film ‘Harta, Tata, Boruni Raza’, ada beberapa film yang dibuat dengan latar belakang Danau Toba, antara lain ‘Impian Toba’ (2015), ‘Pariwan: Cita-cita Tanah Jawa’ (2019), dan ‘Nariti’. Sudah termasuk. , : Romantisme Danau Tobia (2022), ‘Horor Lezat’ (2022).

Sahat juga mengatakan, pesatnya pertumbuhan industri film dalam negeri memungkinkan GAMKI berkolaborasi dengan sineas senior dari seluruh dunia untuk menyelenggarakan festival film pendek yang mengangkat keindahan pariwisata Indonesia.

“270 cabang GAMKI siap bersinergi mengembangkan potensi teknologi film dan aset pariwisata masing-masing daerah,” tegasnya.

Sementara itu, Pengurus BPODT menganggap Danau Toba sebagai identitas pribadi yang akan selalu dikaitkan dengan kehidupan kita. Danau Toba merupakan destinasi wisata yang istimewa. Sangat unik. Danau kawah gunung berapi yang terbentuk 74.000 tahun lalu akibat letusan dahsyat Gunung Toba, gunung purba terbesar di dunia, jelasnya.

Sementara itu, dalam kesempatan yang sama, Kepala Badan Pengelola Danau Toba (BPODT) Jimmy Panjaitan menegaskan, keputusan menjadikan Danau Toba sebagai destinasi wisata prioritas bukan karena politik, melainkan karena kekhususan destinasi wisata tersebut. dirimu sendiri.

Oleh karena itu, kita harus menyatakan bahwa Danau Toba adalah milik seluruh masyarakat Indonesia, bukan hanya milik Batak atau suku-suku di sekitar Toba. “Di sinilah seluruh pemangku kepentingan mempunyai peran besar dalam pengembangan pariwisata di Indonesia, termasuk Danau Toba,” ujarnya.

Sineas sekaligus sutradara Augustinus Sitoras dari perusahaannya Pariban Indo Media (PIM) Picture yang mencintai kampung halamannya, Toba, mengaku ingin bermitra dengan pejabat Danau Toba untuk membantu mempromosikan keindahan alam kawasan Danau Toba. Badan ini (BPODT) memproduksi film di delapan lokasi di kawasan Danau Toba.

“Setelah ‘Harta Tahta Boru Neerja’ film lain juga akan datang. Ada film berjudul ‘Bahasa Cinta dalam Nomensen’ yang bersetting di wilayah Tapanuli Utara. “Selain itu juga akan diproduksi film berjudul ‘Nasihat Warisan’ di Kabupaten Samosir,” kata Agustin Sitoras.

Augustinus Sitoras menggambarkan film tersebut mengandung humor, kesedihan, kebahagiaan, dan pesan moral. Film ini akan berlatar belakang Danau Toba dan akan menampilkan keindahan dan keunikan kawasan Danau Toba, serta kearifan lokal masing-masing wilayah di kawasan Danau Toba.

Agustin mengatakan, jika film tersebut bersetting di destinasi wisata, maka secara langsung akan mempromosikan pariwisata.

Partisipasi masyarakat lokal dan artis luar negeri akan berperan dalam mempopulerkan film dan mempromosikan destinasi pariwisata, ujarnya.

Diskusi tersebut dimoderatori oleh Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, DPP Gamaki, Avin Davinci Sagala, sedangkan pembicara lainnya dikabarkan antara lain konsultan pariwisata Daniel Tua Ompusunggu dan wirausaha sosial serta penggiat pariwisata Danau Toba Trisnyanti Paradede.

“Diskusi ini diselenggarakan khusus untuk menyambut pemutaran film yang mengangkat budaya Batak dan destinasi wisata Danau Toba.” DPP Kawasan Pariwisata Gamaki melihat kampanye ini sebagai latihan promosi terhadap destinasi wisata khususnya wisata Danau Toba. Ya.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours