Gandeng Intercrus, PTDI Siap Wujudkan Mimpi Miliki Mobil Listrik Terbang di IKN

Estimated read time 3 min read

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG — PT Dirgantara Indonesia (DI) dan PT Intercrus Aero Indonesia sepakat bekerja sama mengembangkan mobil terbang dan menandatangani Memorandum of Understanding (MoU) antara kedua negara di Manajemen Pusat PT DI. Gedung (GPM) Bandung; Jawa barat Rabu (12/6/2024).

PT DI dan PT Intercrus Aero Indonesia yang merupakan pionir di bidang penelitian dan pengembangan antara lain manufaktur pesawat listrik di sektor Advanced Air Mobility (AAM); masalah dengan produksi dan penjualan produk AAM yang disebut Intercrus Sola Aircraft;

Fondasinya sudah lengkap, menggabungkan apa yang menjadi kekuatan Intercrus dan kekuatan PT DI, kita bisa menjadikannya produk yang benar-benar layak dipasarkan, kata Direktur Utama PT DI Gita Amperiawan usai menyaksikan penandatanganan PT. hal. MoU.

Menurut dia, perdagangan PTDI Moh Arif Faisal; Jeremy Hasian Saragih, Direktur Teknologi dan Pengembangan serta Pendiri dan CEO PT Intercrus Aero Indonesia menilai keunggulan yang ada.

“Intercrus memiliki grup muda yang memiliki visi desain pesawat dan PT DI memiliki banyak pengalaman di bidang industri, mulai dari desain, sertifikasi, manufaktur. Kita akan masuk pasar bersama-sama, termasuk pembiayaan,” ujarnya.

Pesawat Intercrus Sola adalah pesawat Vertical Take-Off Landing (VTOL) listrik berbobot empat penumpang dan berbobot 1.200 kg yang akan mencapai kecepatan tertinggi di perkotaan 9-10 kali lebih cepat daripada mobil. 100 km/jam.

“Produk yang akan dikembangkan bersama PT Intercrus Aero Indonesia ini dapat mengatasi permasalahan kemacetan lalu lintas di perkotaan, mempersingkat waktu transportasi dan meningkatkan efisiensi perekonomian. Dapat memberikan nilai tambah teknologi dan meningkatkan efisiensi para insinyur PTDI,” ujar Gita.

Gita mengatakan, kandungan lokal dalam proyek (TKDN) akan lebih tinggi karena ekosistem pembuatan mulai dari desain hingga material dilakukan sendiri.

“Manufaktur pasti ada di sini; Ada banyak masalah yang harus kita tekan,” katanya.

Sementara itu, Jeremy Hasian Saragih, Pendiri dan CEO PT Intercrus Aero Indonesia, mengatakan timnya menyambut baik kemitraan dengan PT DI untuk mewujudkan inovasi mereka.

Jeremy mengatakan saat ini sedang menyelesaikan pembangunan prototipe tersebut, yang rencananya akan disetujui oleh Direktorat Penerbangan Departemen Perhubungan, dan sertifikasi dari Federal Aviation Administration (FAA) akan dipertimbangkan secara bertahap.

“Melalui kerja sama ini, kami bisa mengembangkan penerbangan pribadi untuk penumpang perkotaan,” ujarnya.

Pemanfaatannya di IKN Jeremy mengatakan, dalam jangka panjang, alat transportasi mobil terbang ini nantinya bisa digunakan sebagai taksi di kota-kota besar seluruh Indonesia, termasuk IKN.

“Dalam jangka panjang bisa digunakan di seluruh kota di Indonesia, namun karena kita sudah mempunyai rencana untuk menerapkan Mobilitas Udara Lanjutan, maka kita akan mencobanya di pilot project IKN,” ujarnya.

Di sana, PTDI Niaga, Direktur Teknologi dan Pengembangan Moh Arif Faisal mengatakan AAM yang diproduksi PT DI dan PT Intercrus Aero Indonesia bisa digunakan di IKN.

“Sangat terbuka, kami belum memutuskan produk apa yang akan digunakan di sana, jadi ini peluang. Bukan hanya untuk kami, tapi untuk orang lain,” ujarnya.

Tidak hanya di IKN saja. Arif mengatakan pesawat ini juga bisa digunakan di kawasan wisata seperti Bali.

Melihat potensi pasarnya, Arif mengatakan prospeknya sangat cerah dan memperkirakan Indonesia membutuhkan 1.300 unit pada tahun 2050.

“Kami menjawab tantangan ini,” katanya.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours