Gapasdap Buka Suara Terkait Kemacetan di Merak – Bakauheni di Masa Libur Lebaran 2024

Estimated read time 4 min read

SERANG – Gabungan Nasional Pengusaha Angkutan Sungai Danau dan Penyeberangan (Gapasdap) buka suara soal kemacetan di Pelabuhan Merak Bakauheni saat musim pelayaran Lebaran 2024.

Menurut Ketua DPP Bidang Usaha dan Tarif Gapasdap, Rachamtika Ardiyanto, ada dua alasan Kementerian Perhubungan (Kemenhub) menyebut ada dua penyebab permasalahan lalu lintas di masa lalu.

Kementerian Pelayaran sendiri meminta perusahaan pelayaran mengubah ukuran kapalnya dan meningkatkan kecepatan guna mengurangi kemacetan di pelabuhan. Solusi ketiga adalah menambah jumlah pelabuhan.

“Jangan sampai permasalahan ini terus bertambah hingga kapalnya diganti dan bergerak lebih cepat. Saat ini kapasitas pelabuhan belum mencukupi,” kata Rachamtika Ardiyanto dalam sambutannya, Sabtu (6/7/2024).

Terkait penggantian kapal berukuran besar, Rachmatica menilai kapasitas pelabuhan eksisting jalur Merak-Bakauheni saat ini rata-rata masih di bawah kapasitas kapal yang ada saat ini.

Misalnya saja Dermaga I yang berkapasitas 12.000 kapal GRT, yang saat ini ditangani 13.500 kapal GRT. “Tidak benar kendala lalu lintas di Merak-Bakauheni karena jumlah perahu yang sedikit dan kecepatan perahu yang rendah,” ujarnya.

Dan lanjutnya, jika kapal yang didatangkan lebih besar, bea cukai pelabuhan tidak mengizinkannya. Selain itu, kapasitas pelabuhan dalam menampung kargo dinilai sangat rendah. Maksimal hanya 40 ton, meski banyak mobil yang memuat lebih dari itu.

Sementara terkait permasalahan kapal yang lebih cepat dari sekarang, Rachamtika mengatakan kapal pengendali tidak bisa menggunakan kecepatannya.

Sifat perahunya bukan mampu bekerja dengan kecepatan tinggi, melainkan dari daftar yang dikeluarkan pemerintah. “Tidak mungkin menggunakan kecepatan kapal saat ini dengan kecepatan rata-rata 13 knot-18 knot,” ujarnya.

Di pelabuhan tersebut pada Lebaran sebelumnya, dioperasikan enam kapal. Pada jarak 15 mil, waktu tempuh yang dijadwalkan adalah 2 jam, sehingga kecepatan kapal adalah 7,5 knot atau 50 persen dari tenaga awalnya.

Jika lalu lintasnya cepat, waktu tunggunya mungkin akan lebih lama. Penataan ini tidak memerlukan penggantian kapal dengan kecepatan yang lebih cepat, namun cukup mengoptimalkan kecepatan kapal yang ada.

Timnya sepenuhnya setuju dengan alasan mengapa pelabuhan tersebut gagal. Sebab saat ini kapal yang ada berjumlah 66 kapal, hanya terdapat 7 pelabuhan ganda yakni 1 pelabuhan cepat dan 6 pelabuhan ekonomi.

Rata-rata, lebih dari 50 persen lalu lintas menjadi tidak terkendali karena terbatasnya pelabuhan. Selain itu, kualitas pelabuhan juga kurang baik daya tampung dan daya tampungnya dalam memenuhi kebutuhan mobil, ujarnya.

Saat ini, dalam kondisi puncak, pemerintah menambah jumlah kapal yang beroperasi di setiap pelabuhan. Hal ini tidak menambah kapasitas muatan, dan menghambat tercapainya banyak perjalanan.

Untuk jalur Merak-Bakauheni bisa ditambah 2-3 pasang pelabuhan, kemudian kapasitas muatan jalur tersebut ditingkatkan menjadi 50% dari kapasitas semula, dengan mengoptimalkan kapal yang sudah dipotong tidak perlu ditambah. . jumlah kendaraan. “Harusnya ada lebih banyak pelabuhan,” desaknya.

Dijelaskannya, permasalahan minimnya pelabuhan sudah diajukan Gapasdap pada tahun 2017 dan sebelumnya.

Tapi itu tidak berhasil sama sekali. Sangat disayangkan anggaran Penyertaan Modal Negara (PMN) untuk ASDP Dalam Negeri (BMN) dipenuhi dalam bentuk perahu. Ini tidak seperti pelabuhan atau pelabuhan.

ASDP PMN sendiri dinilai sangat penting. Hingga ratusan miliar. ASDP PMN dalam bentuk BMN pada tahun 2024 meningkat menjadi Rp367,53 miliar. Sedangkan ASDP PMN dalam bentuk BMN pada tahun 2023 tercatat sebesar Rp388,50 miliar.

Saat ini laba bersih ASDP tahun 2022 sebesar Rp585 miliar dan laba bersih ASDP tahun 2023 sebesar Rp637 miliar. Jika diubah menjadi proyek pelabuhan, menurut Rachmatica, diperkirakan nilai PMN untuk ASDP bisa menciptakan kurang lebih 5 pasang pelabuhan.

Saat ini kebutuhan pelabuhan di Merak Bakauheni sebanyak 10 pasang pelabuhan sehingga terbatas 3 pasang pelabuhan baru. “Kenapa PMN ASDP berbentuk kapal, bukan pelabuhan? Itu yang kami sayangkan,” kata Rachmatica.

Untuk PMN berupa BMN dari pemerintah, Gapasdap berharap dapat mendorong PT ASDP menambah jumlah pelabuhan di jalan utama tersebut. Karena akan mendorong jadwal yang akan mengarah pada pertumbuhan ekonomi.

Bagi PT ASDP, peralatan konstruksi tidak hanya berupa kapal. Namun pelabuhan juga dapat berperan sebagai sarana keluaran. Karena akomodasi pelabuhan dapat menjadi sumber pendapatan bagi operator pelabuhan atau jasa kepelabuhanan.

Direktur Jenderal Pengadaan Tanah Kementerian Perhubungan RI Risyapudin Nursin mengatakan peak season penerbangan domestik pada 6-7 April 2024 sebesar 32%, 19.700 atau kendaraan tiba di pelabuhan) tanpa tiket. . tanggal kedatangan di pelabuhan Merak.

Situasi ini memaksa penjualan tiket hingga 2-3 hari ke depan.

Periode puncak penerbangan pulang, 10-14 April 2024, terjadi perubahan perilaku pelanggan yang signifikan, dimana 1,8% (1.805 kendaraan) pengguna jasa datang ke pelabuhan (lihat) tanpa tiket pada hari kedatangan. Pelabuhan Bakauheni,” ujarnya.

Guna memastikan lalu lintas di pelabuhan ke depan tetap baik, Nursin mengatakan, dalam waktu dekat pihaknya akan melakukan hubungan penting terkait tiket online dan penerapan manajemen broker tiket.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours