Gapki dukung konversi BPDPKS selama tak ganggu peremajaan sawit rakyat

Estimated read time 2 min read

Belitung Timur dlbrw.com – Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) mendukung rencana pemerintah mengubah Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) menjadi Badan Pengelola Dana Perkebunan (BPDP), sepanjang tidak menghambat pergerakan tersebut. . tubuh Rakyat Kelapa Sawit (PSR).

“Kalau BPDPKS jadi BPDP, tidak mengganggu pengumpulan sawit, maka tidak ada masalah. Tapi kalau sakit, kita harap didahulukan ke sawit rakyat,” kata Belitung Timur, Kamis.

Eddy mengatakan, penurunan produksi kelapa sawit dalam beberapa tahun terakhir merupakan salah satu permasalahan yang perlu diatasi terlebih dahulu, terutama pada produksi kelapa sawit skala kecil.

Menurut Direktorat Jenderal Perkebunan Kementerian Pertanian (Kementan), produksi CPO nasional pada tahun 2019 sebesar 3,26 ton per hektar. Indikator ini akan turun menjadi 2,87 ton per hektar pada tahun 2023.

Saat ini produksi CPO dari pohon kelapa sawit tergolong rendah, yaitu 2,58 metrik ton per tahun pada tahun 2023.

“Kami sangat terpukul dengan menurunnya produksi pohon-pohon palem kecil, dan produksi kelapa sawit kami sedang menurun. Edi mengatakan: “Jika tidak membaik, produksi kami kemungkinan akan turun.

Meski tidak signifikan, tambahnya, pohon sawit tidak banyak membantu, mengingat perusahaan sawit kini melakukan renovasi atau penanaman kembali dengan dana sendiri.

Eddy mengatakan anggotanya terus mendukung pemerintah untuk meningkatkan produksi kakao dan kelapa melalui konversi BPDPKS dan BPDP, apalagi Indonesia masih mengimpor kakao.

Namun di sisi lain, kembali membutuhkan dana BPDPKS untuk meneliti dan mengolah kelapa sawit berkualitas rendah agar sektor kelapa sawit juga bisa menghasilkan minyak sawit.

Sebelumnya, Menteri Perekonomian Airlanga Hartarto mengatakan transformasi BPDPKS dan BPDP tidak hanya ditujukan pada “kelapa sawit”, melainkan meningkatkan hasil sektor pertanian di masing-masing daerah melalui pengelolaan keuangan.

Menurut Airlangga, BPDP akan ditugaskan untuk mengolah komoditas pertanian lainnya, terutama kakao, kelapa, dan karet.

Airlangga mengatakan, pengelolaan hasil panen penting dilakukan agar dapat meningkatkan hasil panen setiap wilayah di Indonesia secara efektif guna menyediakan bahan baku bagi industri lain.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours