Gapmmi: Perlu kesadaran masyarakat guna kendalikan konsumsi GGL

Estimated read time 2 min read

Bogor, Jawa Barat (ANTARA) – Ketua Gabungan Pedagang Makanan dan Minuman Indonesia (Gapmmi) Adhi Lukman mengatakan perlunya meningkatkan kesadaran masyarakat untuk mengendalikan konsumsi gula, garam, dan lemak (GGL) pada makanan dan minuman (mamin ). ) di Indonesia. “Kalau konsumen tidak bisa mengontrol diri, tidak sadar akan kesehatannya, percuma, itu yang menurut kami diharapkan,” ujarnya saat ditemui di Bogor, Jawa Barat, Kamis.

Oleh karena itu, menurut Adha, hal penting yang dapat dilakukan pemerintah untuk mengurangi penggunaan GGL untuk mengurangi penyebaran penyakit tidak menular (PTM) selain dengan mengenakan pajak (cukai) adalah edukasi konsumen.

“Banyak hal yang bisa kita lakukan bersama, terutama mengedukasi konsumen,” ujarnya.

Ia khawatir jika diterapkan pada produk makanan dan minuman, akan menurunkan daya beli masyarakat sehingga berdampak pada kontribusi sektor tersebut terhadap pembangunan perekonomian nasional.

Selain itu, menurutnya, dengan tekad menjaga kesehatan konsumen, pihaknya telah melakukan reformasi produk makanan dan minuman yang secara signifikan mengurangi jumlah gula dalam satu kemasan dan memperkenalkan label pilihan sehat pada makanan dan obat-obatan. Administrasi. BPOM).

“Bahkan ada produk ekstrem yang tidak mengandung gula sama sekali. Tapi akhirnya toko-toko menambahkan gulanya sendiri, sehingga minuman bebas gula itu punya gulanya sendiri sehingga konsumen menambahkan dan membuat para pelaku bisnis kewalahan,” ujarnya.

Sebelumnya, Kementerian Perindustrian (Kemenperin) mengungkapkan permintaan minuman ringan kemasan (MBDK) dinilai berdampak negatif terhadap industri kecil dan menengah dalam negeri (IKM) karena dapat meningkatkan harga pokok produk dan menurunkan pendapatan. . usaha kecil.

Dalam penilaian harga yang dilakukan Kementerian Perindustrian disebutkan jika produk tersebut diproduksi dengan harga Rp 1.771/liter, kemungkinan kenaikan harga produk tersebut mencapai 6-15 persen. Menurut dia, 60-70 persen penjualan produk minuman dilakukan melalui cara pasar tradisional, seperti pedagang kecil dan toko.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours