Gejala kanker payudara seringkali tidak terasa pada wanita

Estimated read time 2 min read

Jakarta dlbrw.com – Kepala Bedah Payudara di Fox Chase Cancer Center, MD. Richard J. Bleicher mengatakan bahwa kanker payudara tidak menimbulkan gejala dan setiap orang merasakannya secara berbeda. “Kebanyakan wanita tidak memperhatikan apa pun,” kata Dr. Bleicher kepada Popsugar, Sabtu (11/10). Menurut Dr. Gejala Bleicher sering kali berupa pembengkakan pada payudara, leher, atau ketiak, munculnya kulit jeruk, payudara terasa sesak, kulit payudara memerah atau menebal, dan keluarnya cairan dari puting. Menurut American Cancer Society (ACS), sekitar 311.000 kasus baru kanker payudara didiagnosis pada wanita dan sekitar 3.000 kasus baru pada pria setiap tahunnya di Amerika Serikat. Baca Juga: Skrining Kepadatan Payudara Terkait Deteksi Dini Kanker Baca Juga: Dokter Tekankan Pentingnya Kesadaran Kanker Payudara di Kalangan Remaja. Sejak usia 40 tahun. ACS mengelompokkan dua jenis utama kanker payudara, noninvasif, atau tidak menyebar, dan invasif, atau menyebar. Kanker payudara terjadi ketika sel-sel tumbuh tidak terkendali, yang disertai dengan faktor risiko, yang paling umum dan tidak dapat diubah adalah genetika, usia, riwayat reproduksi, dan kepadatan payudara. Sedangkan menurut dokter, apa yang bisa berubah. Wael Harb, MD, ahli onkologi medis di MemorialCare Cancer Institute of America, tidak aktif secara fisik, kelebihan berat badan, hamil pertama kali di usia 30-an, tidak menyusui, minum alkohol, dan merokok. Mendapatkan diagnosis kanker payudara bisa jadi menakutkan, namun dokter setuju bahwa ada banyak pilihan pengobatan untuk sebagian besar pasien. “Prognosis bagi seorang wanita yang didiagnosis menderita kanker payudara saat ini jauh lebih baik dibandingkan di masa lalu,” kata Wael Harb. Saat ini, tingkat kelangsungan hidup lima tahun penderita kanker payudara berkisar antara 86 persen untuk kanker yang menyebar ke luar payudara dan sekitarnya, hingga 99 persen untuk kanker yang tidak menyebar ke luar payudara. “Sekarang kita memiliki pengobatan yang lebih baik, tidak terlalu invasif, dan memiliki efek samping yang lebih sedikit,” kata Dr. Bleicher. Pilihan pengobatan termasuk kemoterapi, terapi radiasi, terapi hormon, pembedahan, terapi bertarget, dan terapi biologis, kata Dr. Harb.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours