Gelar Rapat Terakhir, Komisi VI Ungkap Minimnya Angggaran untuk 3 Kementerian Ini

Estimated read time 3 min read

dlbrw.com, JAKARTA – Komisi VI DPR menggelar rapat kerja dengan Kementerian BUMN, Kementerian Perdagangan, dan Kementerian Koperasi dan UKM di Gedung DPR, Jakarta, Rabu (9 November 2024). Ketua rapat Aria Bima mengatakan, alokasi anggaran ketiga kementerian untuk tahun 2025 dibahas dalam rapat tersebut.

Komisi VI menyetujui alokasi anggaran Kementerian Pendidikan, Kebudayaan dan Ilmu Pengetahuan, Kementerian Perdagangan, dan Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil sesuai dengan Badan Anggaran DPR (Bangar) berdasarkan hasil pembahasan Komisi VI. undang-undang tentang APBN. Tahun anggaran 2025,” kata Aria.

Komisi VI, lanjut Aria, menyetujui Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Rp937,17 miliar, Kementerian Perdagangan Rp1,8 triliun, dan Kementerian BUMN Rp277,50 miliar. Arya mengatakan, Komisi VI telah meminta tiga kementerian mitra Komisi VI untuk melakukan perubahan informasi anggaran khusus program paling lambat tanggal 12 September dan kemudian menyampaikannya ke Banggar DPR untuk ditetapkan.

Anggota Komisi VI DPR John Erizal menegaskan kecilnya anggaran ketiga kementerian tersebut. Politisi misalnya merujuk pada anggaran Kementerian BUMN pada 2025 yang hanya sebesar Rp 277,50 miliar.

Anggaran Kementerian BUMN sudah kecil, dipotong lebih kecil lagi, kata John saat bertemu dengan Menteri BUMN, Menteri Perdagangan, dan Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah di gedung DNR, Jakarta, Selasa. Rabu (11/9). /2024).

John mengatakan alokasi tersebut dipotong dari anggaran Kementerian BUMN tahun 2024 sebesar Rp 284 miliar. John mengatakan, hal tersebut tidak sejalan dengan kontribusi besar BUMN selama ini dan tujuan besar yang telah ditetapkan BUMN.

“Anggarannya dikurangi signifikan, tapi tujuannya dinaikkan. Target dividennya antara Rp 85 triliun hingga Rp 90 triliun pada tahun depan. Tawaran tambahan Rp 66 miliar tidak disetujui,” kata John.

John mengatakan Kementerian BUMN merupakan salah satu kementerian BUMN yang krusial dalam mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia. John mengatakan peningkatan produktivitas dan kontribusi BUMN terbukti menjadi pendorong pertumbuhan lapangan kerja dan investasi di Indonesia.

“Employability sangat penting karena berkaitan dengan kemampuan masyarakat dalam mengeluarkan uang,” lanjut John.

John mengatakan BUMN tidak hanya menjadi mesin pembangunan ekonomi tetapi juga berperan penting di sektor vital seperti energi, pangan, dan transportasi.

“BUMN, Kementerian Perdagangan, Kementerian Koperasi dan UMKM, ini semua adalah kementerian yang mempunyai dampak yang sangat-sangat besar terhadap pertumbuhan perekonomian nasional. Namun kebijakan anggaran yang ada sebelum penyesuaian ini masih jauh dari memadai untuk masing-masing kementerian tersebut,” kata John.

John berharap pemerintahan baru memberikan perhatian penuh terhadap kementerian tersebut sehingga berdampak besar terhadap perekonomian negara. John meyakini Presiden terpilih Prabowo Subianto akan memperkuat beberapa kementerian yang bekerja sama dengan Komisi VI DPR agar berdampak lebih besar terhadap perekonomian nasional.

“Saya berharap pemerintahan di bawah kepemimpinan Presiden Probov fokus meningkatkan penguatan kementerian untuk mendukung pertumbuhan perekonomian nasional,” kata John.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours