Gelar Unik Raja Kahuripan Airlangga yang Dianggap Titisan Dewa Wisnu

Estimated read time 2 min read

Airlangga adalah raja agung kerajaan Kahuripan. Beliau meneruskan garis keturunan dari kerajaan Mataram kuno dan membangun kerajaannya di Jawa Timur. Saat menjadi raja, Airlangga mempunyai masa pemerintahan yang panjang.

Beliau bergelar Sri Maharaja Rakai Halu Sri Lokeswara Dharmmawansa Airlangga Anantawikramottunggadewa. Gelar tersebut berganti saat ia turun tahta menjadi Aji Paduka Mpanku San Pinaka Chatra Nin Bhuwana Pinaka Chatra Nin Bhuwana.

Nama panjang Raja Airlangga sama sekali hampa makna dan makna. Sri Maharaja adalah gelar jabatan yang disandangnya, yaitu raja.

Istilah Rakai Halu, gelar penguasa daerah atau daerah Lungguh Halu, dapat juga diartikan sebagai gelar kepala suku yang berpangkat tinggi, pangkat di bawah putra mahkota.

Menurut buku “Biografi Airlangga Raja Reformator Jawa Abad XI” yang ditulis oleh Ninie Susanti.

Gelar yang disandang Rakai Haluyang di awal namanya memberikan kesan bahwa ia bukanlah seorang putra mahkota sejati yang siap menduduki takhta kerajaan.

Airlangga menjadi raja karena putra mahkota yang kemungkinan adalah putri Raja Dharmawansa Taguh meninggal pada saat Paralaya, yaitu pada saat perayaan pernikahannya dengan Airlangga.

Sri Lokesvara adalah nama lain dari Avalokitesvara, nama penguasa dunia dalam agama Buddha. Untuk penggunaan bagian ajaran Buddha dalam serial Namaabhiseka karya Airlangga yaitu Lokesvara.

Dapat dijelaskan bahwa Buddha merupakan salah satu titisan Dewa Wisnu yang menjalankan banyak fungsi dan bernama Dharmawansa Airlangga.

Hal ini patut dicatat karena nama asli Dharmawansa juga digunakan oleh lima raja yang sebelumnya memerintah di Jawa dan Bali. Raja-rajanya adalah Dharmawansa Teguh yang memerintah Jawa Timur sebelum Airlangga.

Kemudian Dharmmawansa Airlangga dan Dharmawansa Marakata Pankaja Sthanottungadewa, saudara Airlangga memerintah Bali.

Dharmmawansa keempat memerintah sebagai Rakai Halu Sri Samarotsaha Karnakencana Dharmmawansa Kirttisi nihajayanatakatungadewa yang namanya ditemukan pada prasasti batu di Surabaya pada tahun 982 Saka.

Pada masa ini, yang terakhir bernama Dharmawansa Kertawardhana memerintah Bali.

Meski kata Ananta berarti abadi, namun nama ini merupakan salah satu gelar Dewa Wisnu yang konon satu-satunya yang hidup setelah peristiwa Pralaya atau kehancuran.

Vikrama artinya pejuang, Uttangadewa artinya keturunan Dewa Yang Maha Esa Airlangga konon adalah keturunan Dewa Yang Maha Esa dan keberaniannya yang tiada habisnya.

Sebuah nama yang memiliki arti lebih jika dikaitkan dengan karya selanjutnya.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours